Mendadak Bela (Ulama) NU

Oleh: Fihril Kamal

Jaman sekarang ini sebenarnya mudah saja membedakan mana orang NU betulan, dan orang NU dadakan alias KW. Lihat saja profil FB nya, lalu lihat timelinenya pas tahun 2015, 2014, 2013, dan kebawahnya. Ada tidak dia ngepos tentang kiai-kiai NU?

Ada tidak dia ngepos tentang pemikiran yang berprinsip NU (yakni yang Tawassut, Tawazun, dst itu)?

Jaman sekarang ini kan sudah kebolak balik, yang di FB seumur-umur selalu ngomong kembali ke Al Qur'an dan Sunnah dan Ulama' itu tidak ma'sum menjelang pilkada langsung berubah 180 derajat, ketika para Ulama'nya sudah punya pengaruh besar mendadak bicara mari kita ta'dzim pada ulama', meski ketika ada Ulama' yang tidak sepaham dengannya ya mereka stempel munafiq juga.
Sedemikian gila itukah dampak Pilkada?

Kalau kita fikir-fikir dampak yang dihasilkan pilkada ini buanyak sekali madhorotnya, saudara sebangsa bisa musuhan, saudara seiman bisa gelutan, saudara seorganisasi bisa pentung-pentungan.
Saya fikir demikian itu karena penentu siapa yang akan menjadi pemimpin itu masyarakat luas, tidak pandang apa latar belakangnya dan apa tingkat kecerdasan dan pendidikannya.

Berhubung kita sebagai masyarakat ini --mari kita akui saja-- kurang cerdas, mudah termakan isu dan provokasi tidak peduli yang berpendidikan tinggi sekalipun sering termakan juga, akhirnya ya isu-isu fitnah dan tetek bengek lainnya itu akan terus ditebar dan dimainkan. Solusinya bagaimana? Dari pada pemilihan pemimpin itu melibatkan orang banyak yang memicu gesekan dan kekacauan di masyarakat bagaimana kalau yang menentukan siapa yang jadi pemimpin itu ya para pasangan calon pemimpin itu sendiri..
 Maksudnya? Ya kita adakan Turnamen Tag Team Mortal Kombat saja, jadi para paslon itu akan bertarung satu sama lain tanpa melibatkan massa. Nanti yang terakhir bertahan hidup itulah pemenangnya yang akan menjadi pemimpin. Mudahkan? Daripada nanti Kiai podo Kiai tukar padu goro-goro pilkada..
(facebook/fihril)*