Sidebar Ads

banner image

Simbokku Orang Hebat



"Mbok, kita kan sekarang cuma tinggal berdua, kenapa
simbok tetap masak segitu banyak? Dulu waktu kita masih lengkap berenam aja simbok masaknya selalu lebih. Mbokyoho dikurangi, mbook...ben ngiriit.." kataku dengan mulut penuh makanan.


Masakan simbokku siang ini: nasi liwet anget, sambel trasi beraroma jeruk purut, tempe garit bumbu bawang uyah, sepotong ikan asin bakar, dan jangan asem jowo. Menu surga bagiku.

Sambil membenahi letak kayu bakar di tungku, simbok menjawab, "Hambok yo ben toooo..."

"Mubazir, mbok. Kayak kita ini orang kaya aja.." sahutku.

"Opo iyo mubazir? Mana buktinya? Mana coba???" tanya simbok kalem.

Kadang aku benci melihat gaya kalem simbok itu. Kalau sudah begitu, ujung-ujungnya pasti aku bakal kalah argumen.

"Lhaa itu?, tiap hari kan yo cuma simbok bagi-bagi in ke tetangga-tetangga to? Orang-orang yang lewat mau ke pasar itu juga??" aku ngeyel.

"Itu namanya sedekah, bukan mubazir...
Anak sekolah koq gak ngerti. Gak bisa membedakan sedekah dengan barang yang kebuang.."

"Sedekah koq tiap hari, Koyo sing wes sugih-sugih o wae, mbooook mbok!" nadaku mulai tinggi.

"Ukuran sugih ki opo to, Dul?"

 Ah, gemes lihat ekspresi kalem simbok itu!
"Hayo turah-turah angger duwe opo opo. Ngono we ndadak takon!"

"Lha aku lak yo duwe panganan turah2 to? Pancen aku sugih, mulo aku iso aweh...".

 Tangannya yang legam serta kulit yang makin keriput menyeka peluh di pelipisnya. Lalu simbok menggeser dingklik (tempat duduk kecil)nya, menghadap persis di depanku. Aku terdiam sambil meneruskan makanku, kehilangan selera untuk berdebat.

"Nak, kita ini sudah dapat jatah rejeki masing-masing, tapi kewajiban kita kurang lebih sama yaitu sebisa mungkin memberi buat orang lain. Sugih (kaya) itu keluasan hatimu untuk memberi, bukan soal kumpulan banda brana (harta henda). Jika nunggu bandamu numpuk baru bisa memberi, nanti kamu merasa masih butuh terus. Jadi ora biso aweh (memberi) dengan ikhlas. Simbokmu ini sugih, Dul...
Tiap hari punya makanan turah turah, jadi bisa tiap hari punya makanan lebih. Dadi iso aweh, tur kudu aweh. Perkoro simbokmu iki ora duwe banda brana, iku bukan ukuran. Sing penting awake dewe iki ora kapiran (kekurangan), iso mangan, iso urip, iso ngibadah, kowe podo iso sekolah, podo dadi uwong. Opo ora hebat kuwi pinaringane Gusti Allah?Padahal simbokmu iki wong ora duwe(orang tak punya) tur ora sekolah...". Simbok tersenyum adem.

"Iya, iyaaa..." Jawabku dingin.

"Kenapa saya masak banyak tiap hari?"

"lha iku, kenapa koq bisa seperti itu..."

"Ngene Dul, dulu simbahmu putri yo ngajari aku. Katanya: "Mut, nek masak ki diluwihi, ora ketang diakehi kuwahe opo segone. E....mbok menowo ono tonggo kiwo tengen mbengi mbengi kedatangan tamu jauh, atau anaknya malam malam lapar, kan paling ora ono sego karo duduh jangan..(kuah sayur)".. ngono kuwi, le.
Dadi, simbok ki kulino (terbiasa) seko cilik nyediani kendi di halaman omah kanggo orang orang yang lewat. Siapa tahu mereka kehausan. Kalo masak mesti banyak, untuk menyediakan jika ada tetangga yang membutuhkan. Pancen niate wes ngunu kuwi, yo dadi ora tau arane panganan kebuang buang. Paham?"

Aku diam. Kucuci tanganku di air baskom bekas simbok mencuci sayuran. Aku bangkit dari dingklikku di depan tungku, mengecup kening keriput simbokku, kemudian berlalu masuk kamar.

Ah, simbok. Perempuan yang tidak pernah 'makan bangku sekolahan' yang menurutku miskin itu hanya belajar dari simboknya sendiri serta dari kehidupan, dan dia bisa begitu menghayati dan menikmati cintanya kepada sesamanya dengan caranya sendiri.
Sementara aku, manusia modern yang bangga belajar kapitalisme dengan segala hitung hitungan untung rugi, selalu khawatir akan hidup kekurangan. Lupa ada Tuhan yang menjamin
hidup setiap mahluk yang bernyawa. Simbokku benar: Sugih itu kemampuan hati untuk memberi (sesuatu) pada orang lain, bukan soal mengumpulkan untuk diri sendiri.
Simbokku Orang Hebat Simbokku Orang Hebat Reviewed by Erhaje88 Blog on March 19, 2017 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.