Sidebar Ads

banner image

Ternyata Prof. DR. KH Said Aqil Siradj Syiah Atau Liberal?



Beberapa kali Kiai Said Aqil Siradj dituding sebagai ulama yang menganut aliran Syiah. Ceramah keagamaannya yang tidak sedikit mengupas tentang sejarah dan faham-faham aliran Islam membuatnya sering dicap 'gampangan' oleh orang-orang yang enggan untuk bertabayyun langsung kepadanya perihal masalah penganutannya terhadap ajaran Ahlulbait itu.
Lantas, benarkah ketua umum PBNU 2015-2020 itu adalah Syiah?


 Ada dua hal - setidaknya - untuk menjawab tuduhan tersebut di atas.
 Pertama, Kiai asal Cirebon ini adalah seorang yang sangat menekuni bidang keagamaan, sebab ia sempat mengambil jurusan Muqaranatul Adyan (perbandingan agama-agama) saat studinya di Makkah. Tidak aneh jika dalam beberapa kesempatan beliau mampu merinci penjelasan cabang-cabang atau aliran-aliran dalam Islam, tak terkecuali Syiah, pun aliran lainnya. Lagi-lagi ini tak bisa lepas dari latar belakang studinya yang konsen dalam perbandingan agam-agama. Kejeliannya dalam masalah ini membuatnya memahami masalah Syiah (dan ajaran faham lainnya) melebihi pemahaman orang Syiah sendiri terkait Syiah.
 Bukan hal aneh jika seseorang ingin menguasai perbandingan agama, ya harus faham masalah agama-agama seluruhnya, baik dari sisi historis, ajaran, faham dan sebagainya. Sebagai permisalan, ketika kita hendak mengerti atau membandingkan partai-partai di Indonesia, maka, meskinya kita harus faham benar-benar perihal seluruh partai, dari sisi sejarah, faham, dan lainnya.
Inti dari yang pertama bahwa, latar belakang beliau yang backgroundnya jurusan perbandingan agama-agama membuatnya mahir dan 'ngelotok' akan sejarah-sejarah dan ajaran faham-faham agama, tak terkecuali Syiah.

 Kedua, orang yang memahami sesuatu bukan berarti ia meyakini sesuatu itu. Semisal, seorang orientalis, Snouck Horgrounj, seorang yang faham dan hafal al Quran, namun ia enggan meyakini al Quran itu sendiri, bahkan tidak beragama Islam sebagai agama yang diyakini paling benar dalam al Quran. Dalam ini, seseorang yang faham dan mahir dalam agama-agama / aliran-aliran, tidak lantas dikatakan seseorang itu meyakini (beraliran) semua aliran tersebut. Kiai Said sangat mengetahui seluk beluk agama-agama dan alirannya, wajar, sebab ia berlatar belakang jurusan perbandingan agama-agama. Jadi, memahami sesuatu bukan berarti meyakini sesuatu itu. Faham dan mahir Syiah bukan berarti otomatis orang itu menjadi Syiah.
 Sedang Kiai Said 'sejak lahir' sudah NU, sebab ia besar dalam dalam tradisi pesantren yang sangat kental dengan ke-NU-an dan ke-ASWAJA-an, seperti Kiai Said dislametin saat masih dalam kandungan, kelahirannya yang tak lepas dari tradisi-tradisi NU lainnya. Dan juga, bapaknya, Kiai Aqil Sirodj, ialah ulama ulung pada zamannya dalam ke-NU-an, bahkan beliau sebagai Tokoh NU di Cirebon.

 Kesimpulannya bahwa, sangat tidak berdasar mengklaim bahwa Kiai Said, karena mahir akan Syiah, lantas dikatakan Syiah. Sangat tidak benar.

KH Said Aqil Siradj Liberal?


Dikait-ngaitkannya KH. Said Aqil Siraj oleh pihak tertentu dengan aliran-aliran yang menyimpang sudah sejak lama dihembuskan. Berkaitan dengan hal tersebut, Kiai Said pernah mengatakan, “Ya tidak benar dong orang menuduh saya liberal, karena liberal itu bebas tanpa batas. Saya masih mengikatkan diri pada al-Quran, hadits, ijma’ ulama. Dan itu tidak tepat disebut liberal,”.


 Hal itu pernah dimuat dalam Majalah Al Kisah,
“Di manapun forum saya selalu berbicara dengan dalil, ini al-Qurannya, ini haditsnya, dan ini pendapat berbagai ulama. Kalau orang liberal, mereka bebas, tanpa ikatan. Bahwa ketika mengkontekskan khazanah kitab kuning dengan kondisi aktual, saya berbeda dengan kiai lain, itu benar. Itu pun perbedaannya sedikit, saya tetap mengkontekskan dengan ulama lain, apakah itu al-Ghazali, al-Asy’ari, juga ulama-ulama besar lainnya.”


 Tentang pemikiran liberal yang berkembang di kalangan generasi muda NU, menurut guru besar tasawuf filsafat ini, itu bukan liberal murni, “Itu hanya kenakalan intelektual yang suatu saat akan kembali lagi ke pangkuan NU, lha wong mereka saja dengan kiai masih cium tangan. Liberal kok cium tangan, itu bisa batal liberalnya,” ujar Kiai Said Agil tertawa.


 Menurutnya, yang liberal itu tidak percaya agama, tidak punya ikatan apapun, bebas. Selama masih percaya doktrin agama, itu bukan liberal, misalnya masih percaya shalat lima waktu dan mengikuti rakaat yang ditentukan agama, padahal itu kan doktrin yang kalau dilogikakan tidak ketemu. “Selama masih percaya itu, batal liberalnya.”
(Santri KHAS Kempek Cirebon/FP Teras Kiai Said)
Ternyata Prof. DR. KH Said Aqil Siradj Syiah Atau Liberal? Ternyata Prof. DR. KH Said Aqil Siradj Syiah Atau Liberal? Reviewed by Erhaje88 Blog on April 26, 2017 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.