Oleh: Ahmad Sarwat Lc.
Sebagian dari kelompok Syiah ada yang mengingkari mushaf Al-Qur'an yang dimiliki umat Islam sedunia. Mereka konon punya jenis mushaf sendiri yang berbeda isinya. Seandainya ada sekelompok orang dari kalangan Syiah atau selain Syiah yang punya i'tikad seperti itu, maka jelaslah kekafiran mereka.
Sebagian dari kelompok Syiah ekstrem ada yang tidak mengakui kenabian Muhammad SAW. Mereka berkeyakinan bahwa malaikat Jibril salah menurunkan wahyu, seharusnya bukan kepada nabi Muhammad SAW, tetapi seharusnya kepada Ali bin Abi Thalib. Mereka bukan saja mengingkari Abu Bakar, Umar dan Utsman, bahkan sampai mengingkari kenabian Muhammad SAW. Kalau ada sekelompok orang dari kalangan Syiah atau selain Syiah yang sudah sampai kepada keyakinan seperti ini, jelaslah kekafiran mereka.
Dua contoh kasus di atas hanyalah contoh kecil dari bentuk-bentuk penyimpangan akidah yang sudah tidak bisa ditolelir lagi. Sehingga siapa pun yang berpaham demikian, dianggap telah ingkar kepada esensi paling fundamental dari ajaran Islam. Dan wajar bila termasuk ke dalam kalangan kafir.
( Baca juga: Mengenal Ajaran Mazhab Syiah Zaidiyyah)
Tapi yang jadi pertanyaan di sini adalah: Apakah semua kalangan Syiah berpendapat demikian? Apakah setiap masyarakat yang punya latar belakang paham Syiah, lantas semuanya ingkar kepada Al-Qur'an dan kenabian Muhammad SAW?
Jawabannya tentu tidak. Lebih banyak di antara mereka yang beriman kepada Al-Qur'an yang dimiliki oleh umat Islam pada umumnya. Lebih banyak di antara mereka yang tetap mengakui kenabian Muhammad SAW.
Tentunya sebagaimana kalangan kebanyakan masyarakat Sunni, tidak sedikit juga muncul paham-paham ekstrim yang sesungguhnya sudah keluar dari batas-batas paham aqidah Sunni sendiri. Misalnya, paham takfiri yang berkeyakinan bahwa semua orang yang tidak ikut berbaiat kepada imam dari kalangan mereka adalah kafir. Paham takfiri ini banyak melanda kelompok-kelompok sesat, di mana latar belakang aqidahnya sebenarnya terbilang Sunni.
Oleh karena itu kita tidak bisa main pukul rata dalam menjatuhkan vonis kafir kepada suatu kelompok. Kecuali setelah kita bedah secara mendalam dan dengan kepala dingin. Rupanya, di dalam tubuh Syiah sendiri ada begitu banyak paham dan variasi keyakinan, mulai dari kutub yang paling ekstrim hingga kutub yang paling moderat. Tentu sangat tidak adil untuk menuduh semuanya kafir.
Sebagaimana tidak adil bila kita mengatakan semua Sunni itu kafir, hanya lantaran adanya kelompok-kelompok sempalan yang mengerucutkan aqidahnya hingga keluar batas yang benar.
Benarkah Syi'ah Itsna Asy'ariyah Lebih Berbahaya dari Yahudi?
Beredar di kalangan sebagian umat Islam fatwa yang membingungkan. Yaitu haram hukumnya umat Islam membantu perjuangan Hizbullah karena dianggap bukan Islam, bahkan dianggap lebih berbahaya dari Yahudi itu sendiri.
(Artikel lainnya: Mengenal Ajaran Syiah Imamiyyah/Ja'fariyyah)
Syeikh Faishal Maulawi, wakil ketua Majelis Kajian dan Fatwa Eropa telah mengeluarkan fatwa yang intisarinya sebagai berikut:
Jumhur ulama di masa lalu dan di masa kini telah menyepakati bahwa Syiah Itsna Asy-'ariyah termasuk orang-orang Islam dan termasuk ahlul qiblah. Sebab mereka mengikrarkan tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan berhaji.
Memang ada sebagian kecil dari ulama yang memandang kelompok ini kafir, lantaran ada sebagian lafadz dari kitab-kitab mereka yang bisa ditafsirkan keluar dari aqidah yang benar. Tetapi tuduhan ini dijawab oleh para ulama lain bahwa kita tidak bisa menuduh kafir hanya dengan menafsirkan tulisan mereka. Sebab perkara menjatuhkan vonis kafir tidak bisa hanya berdasarkan penafsiran semata.
Sehingga bila kita lihat ke belakang, sepanjang sejarah Islam tidak pernah ada larangan bagi penganut paham Syiah Itsna Asy'ariyah untuk menunaikan ibadah haji ke baitullah. Seandainya mereka divonis kafir, seharusnya mereka tidak boleh masuk ke tanah haram, lantaran danggap bukan muslim. Sejarah telah membuktikan kepada kita bahwa umat Islam sepanjang masa tidak pernah menganggap mereka kafir.
Syeikh juga membantah anggapan sementara orang bahwa Syiah Itsna Asy'ariyah termasuk paham yang lebih berbahaya dari Yahudi. Menurut beliau tuduhan seperti ini mengada-ada dan keterlaluan. Seorang muslim tidak layak untuk mengatakan hal yang demikian. Sebab tingkat keberbahayaan Yahudi sudah sangat jelas baik akidah, manhaj, idealisme, sistem hidup dan semuanya. Sesuatu yang tidak demikian pada kelompok Syiah ini.
Demikian petikan fatwa beliau yang berisi bantahan atas tuduhan yang kurang tepat atas kelompok Syiah.
Sebagian dari kelompok Syiah ada yang mengingkari mushaf Al-Qur'an yang dimiliki umat Islam sedunia. Mereka konon punya jenis mushaf sendiri yang berbeda isinya. Seandainya ada sekelompok orang dari kalangan Syiah atau selain Syiah yang punya i'tikad seperti itu, maka jelaslah kekafiran mereka.
Sebagian dari kelompok Syiah ekstrem ada yang tidak mengakui kenabian Muhammad SAW. Mereka berkeyakinan bahwa malaikat Jibril salah menurunkan wahyu, seharusnya bukan kepada nabi Muhammad SAW, tetapi seharusnya kepada Ali bin Abi Thalib. Mereka bukan saja mengingkari Abu Bakar, Umar dan Utsman, bahkan sampai mengingkari kenabian Muhammad SAW. Kalau ada sekelompok orang dari kalangan Syiah atau selain Syiah yang sudah sampai kepada keyakinan seperti ini, jelaslah kekafiran mereka.
Dua contoh kasus di atas hanyalah contoh kecil dari bentuk-bentuk penyimpangan akidah yang sudah tidak bisa ditolelir lagi. Sehingga siapa pun yang berpaham demikian, dianggap telah ingkar kepada esensi paling fundamental dari ajaran Islam. Dan wajar bila termasuk ke dalam kalangan kafir.
( Baca juga: Mengenal Ajaran Mazhab Syiah Zaidiyyah)
Tapi yang jadi pertanyaan di sini adalah: Apakah semua kalangan Syiah berpendapat demikian? Apakah setiap masyarakat yang punya latar belakang paham Syiah, lantas semuanya ingkar kepada Al-Qur'an dan kenabian Muhammad SAW?
Jawabannya tentu tidak. Lebih banyak di antara mereka yang beriman kepada Al-Qur'an yang dimiliki oleh umat Islam pada umumnya. Lebih banyak di antara mereka yang tetap mengakui kenabian Muhammad SAW.
Tentunya sebagaimana kalangan kebanyakan masyarakat Sunni, tidak sedikit juga muncul paham-paham ekstrim yang sesungguhnya sudah keluar dari batas-batas paham aqidah Sunni sendiri. Misalnya, paham takfiri yang berkeyakinan bahwa semua orang yang tidak ikut berbaiat kepada imam dari kalangan mereka adalah kafir. Paham takfiri ini banyak melanda kelompok-kelompok sesat, di mana latar belakang aqidahnya sebenarnya terbilang Sunni.
Oleh karena itu kita tidak bisa main pukul rata dalam menjatuhkan vonis kafir kepada suatu kelompok. Kecuali setelah kita bedah secara mendalam dan dengan kepala dingin. Rupanya, di dalam tubuh Syiah sendiri ada begitu banyak paham dan variasi keyakinan, mulai dari kutub yang paling ekstrim hingga kutub yang paling moderat. Tentu sangat tidak adil untuk menuduh semuanya kafir.
Sebagaimana tidak adil bila kita mengatakan semua Sunni itu kafir, hanya lantaran adanya kelompok-kelompok sempalan yang mengerucutkan aqidahnya hingga keluar batas yang benar.
Benarkah Syi'ah Itsna Asy'ariyah Lebih Berbahaya dari Yahudi?
Beredar di kalangan sebagian umat Islam fatwa yang membingungkan. Yaitu haram hukumnya umat Islam membantu perjuangan Hizbullah karena dianggap bukan Islam, bahkan dianggap lebih berbahaya dari Yahudi itu sendiri.
(Artikel lainnya: Mengenal Ajaran Syiah Imamiyyah/Ja'fariyyah)
Syeikh Faishal Maulawi, wakil ketua Majelis Kajian dan Fatwa Eropa telah mengeluarkan fatwa yang intisarinya sebagai berikut:
Jumhur ulama di masa lalu dan di masa kini telah menyepakati bahwa Syiah Itsna Asy-'ariyah termasuk orang-orang Islam dan termasuk ahlul qiblah. Sebab mereka mengikrarkan tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan berhaji.
Memang ada sebagian kecil dari ulama yang memandang kelompok ini kafir, lantaran ada sebagian lafadz dari kitab-kitab mereka yang bisa ditafsirkan keluar dari aqidah yang benar. Tetapi tuduhan ini dijawab oleh para ulama lain bahwa kita tidak bisa menuduh kafir hanya dengan menafsirkan tulisan mereka. Sebab perkara menjatuhkan vonis kafir tidak bisa hanya berdasarkan penafsiran semata.
Sehingga bila kita lihat ke belakang, sepanjang sejarah Islam tidak pernah ada larangan bagi penganut paham Syiah Itsna Asy'ariyah untuk menunaikan ibadah haji ke baitullah. Seandainya mereka divonis kafir, seharusnya mereka tidak boleh masuk ke tanah haram, lantaran danggap bukan muslim. Sejarah telah membuktikan kepada kita bahwa umat Islam sepanjang masa tidak pernah menganggap mereka kafir.
Syeikh juga membantah anggapan sementara orang bahwa Syiah Itsna Asy'ariyah termasuk paham yang lebih berbahaya dari Yahudi. Menurut beliau tuduhan seperti ini mengada-ada dan keterlaluan. Seorang muslim tidak layak untuk mengatakan hal yang demikian. Sebab tingkat keberbahayaan Yahudi sudah sangat jelas baik akidah, manhaj, idealisme, sistem hidup dan semuanya. Sesuatu yang tidak demikian pada kelompok Syiah ini.
Demikian petikan fatwa beliau yang berisi bantahan atas tuduhan yang kurang tepat atas kelompok Syiah.
Islamkah Mazhab Syiah?
Reviewed by Erhaje88 Blog
on
October 31, 2017
Rating:
Silahkan yang belum tahu tentang syiah atau anti syiah, saya sarankan untuk membaca tulisan dari link dibawah ini sebagai referensi dan bentuk tabayyun pada syiah, jangan sampai anda belum tahu sedikitpun tentang syiah, tapi sudah mengatakan sesat dan kafir kepada orang yang bermazhab syiah, boleh jadi karena anda hanya ikut-ikutan atau anda hanya mendapat info sepihak tentang syiah...dan di akhirat nanti anda akan menyesalinya, dan hal itu sudah terlambat, karena pada saat itu penyesalan sudah tiada guna.
ReplyDeletehttps://simpatisansyiah.wordpress.com/
di web ini hanya ada 1 catatan/artikel khusus: "Tabayyun Kepada Syiah" saja.
Semoga bermanfaat. Akhir kata, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum.. :)