Sidebar Ads

banner image

Rindu Masjid di Kampung

Oleh: Kalis Mardiasih


Setiap kali mendengar suara azan yang dilantunkan oleh suara sepuh terbata-bata, melihat bangunan madrasah islam tradisional dengan keriaan anak-anak, atau sesederhana melihat papan nama mesjid di perkampungan, aku sering merasa Islam telah cukup.






Islam akhir-akhir ini yang di dalam benak banyak pikiran orang harus berupa imperium, harus berupaya menaklukkan orang lain melalui proses-proses indoktrinasi bahkan pemaksaan, harus dekat dengan kata "kemenangan Islam" atau "kejayaan Islam", bahkan Islam bagi sebagian mereka yang harus berupa peperangan kabilah-kabilah seperti masa pra-kenabian, bukan sama sekali Islam yang ada dalam imajinasiku.

Aku membayangkan Islam sebagai sesuatu yang sederhana. Sesederhana papan nama mesjid perkampungan. Tetapi, keserdehanaan itu tentu saja tidak biasa, melainkan menyimpan semua nilai yang ajaib. Ia menjadi tempat pulang bagi petani yang lelah setelah nyawah, atau pedagang kecil yang baru saja menutup tokonya. Mereka datang, bersimpuh, memanjatkan doa terbaik buat ibu bumi dan keturunan mereka, lalu bersalam-salaman.

Shalat mengajar manusia untuk merasa kecil di hadapan yang maha segalanya, jamaah mengajarkan kita untuk saling peduli, zakat mengajarkan kita untuk ingat bahwa ada hak orang lain dalam rezeki-rezeki yang kita dapatkan, puasa mengajarkan kita untuk mengendalikan diri, haji mengajarkan kita untuk hidup berdampingan dengan manusia lain serta perjalanan menuju hari akhir, dan lain-lain nilai dalam Islam yang tenang dan tidak berisik.

Seperti papan nama masjid perkampungan yang bisu namun menjadi muara semua rasa kangen. Kangen itu asalnya dari cinta. Cinta itu asalnya dari perasaan ingin melestarikan kemanusiaan dan kehidupan.

Zaman telah merdeka. Guru-guru telah meninggalkan banyak keteladanan. Penaklukan adalah narasi zaman purba. Narasi masa kini adalah hidup berdampingan dan mengupayakan kebaikan-kebaikan untuk generasi berikutnya. Bagaimana mewarisi mereka dengan udara yang lebih baik, kualitas tanah yang lebih baik, air yang lebih baik, teknologi yang memudahkan kehidupan, juga sistem persaudaraan yang tidak saling menyerang satu sama lain.
Rindu Masjid di Kampung Rindu Masjid di Kampung Reviewed by Erhaje88 Blog on January 28, 2018 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.