Memang sih apa yang disampaikan oleh Jokowi beberapa waktu lalu soal racun kalajengking sebagai komoditas termahal cukup menggelikan. Sebagian besar netizen yang tak tahu menahu perihal informasi ini pun mendadak belajar dan pintar usai menelusuri mbah google.
Eh, rupa-rupanya penyebab mahalnya harga racun ini disebabkan oleh susahnya mendapatkan banyak kuantitas racun itu sendiri dalam tubuh kalajengking. Untuk ukuran dewasa, satu kalajengking hanya mampu menghasilkan 0,5 miligram racun. Jadi butuh sekitar 200 ribu ekor kalajengking untuk mendapatkan 1 liter racun. Pantas saja harganya mencapai 143 milyar rupiah.
Sebagai pengusaha, ide Jokowi ini terbilang nyeleneh. Padahal di luar sana ada desa yang makmur karena melakukan ternak hewan yang satu ini. Dilansir dari netralnews.com (4/5/2018), Desa Nongjing, wilayah otonomi Guangxi Zhuang, Tiongkok rupa-rupanya sudah sejak tahun 2010 memanfaatkan peluang di bidang satu ini. Dahulunya disebut desa yang super miskin, kini warganya makmur dan sejahtera dari menambang racun.
Pemerintah Tiongkok ternyata berperan besar dalam menyukseskan bisnis ini. Gelontoran dana 1 juta yuan diberikan untuk melatih dan mempekerjakan penduduk agar menjadi masternya dalam urusan ternak kalajengking. Sekarang, satu orang bisa menghasilkan sekitar 4,5 -7 juta per bulan dari peternakan tersebut. Racun tersebut digunakan seluruhnya untuk kepentingan farmasi.
Nah, inilah yang dibutuhkan oleh masyarakat kita. Kalau bisa pak Jokowi jangan yanya sekedar melemparkan ide. Sebagai pengusaha, tolonglah beri contoh bagi rakyat bagaimana mengumpulkan racun kalajengking sebanyak-banyaknya. Berikan fasilitas dan pelatihan yang laik bagi suatu tempat untuk menjadi area percontohan bagaimana menghasilkan racun kalajengking. Kalau itu dilakukan, Insya Allah yang tadinya nyinyir bakal pada njengking.
Oleh: Marian Kiyut
Sumber link: http://tz.ucweb.com/5_2KICB
Eh, rupa-rupanya penyebab mahalnya harga racun ini disebabkan oleh susahnya mendapatkan banyak kuantitas racun itu sendiri dalam tubuh kalajengking. Untuk ukuran dewasa, satu kalajengking hanya mampu menghasilkan 0,5 miligram racun. Jadi butuh sekitar 200 ribu ekor kalajengking untuk mendapatkan 1 liter racun. Pantas saja harganya mencapai 143 milyar rupiah.
Sebagai pengusaha, ide Jokowi ini terbilang nyeleneh. Padahal di luar sana ada desa yang makmur karena melakukan ternak hewan yang satu ini. Dilansir dari netralnews.com (4/5/2018), Desa Nongjing, wilayah otonomi Guangxi Zhuang, Tiongkok rupa-rupanya sudah sejak tahun 2010 memanfaatkan peluang di bidang satu ini. Dahulunya disebut desa yang super miskin, kini warganya makmur dan sejahtera dari menambang racun.
Pemerintah Tiongkok ternyata berperan besar dalam menyukseskan bisnis ini. Gelontoran dana 1 juta yuan diberikan untuk melatih dan mempekerjakan penduduk agar menjadi masternya dalam urusan ternak kalajengking. Sekarang, satu orang bisa menghasilkan sekitar 4,5 -7 juta per bulan dari peternakan tersebut. Racun tersebut digunakan seluruhnya untuk kepentingan farmasi.
Nah, inilah yang dibutuhkan oleh masyarakat kita. Kalau bisa pak Jokowi jangan yanya sekedar melemparkan ide. Sebagai pengusaha, tolonglah beri contoh bagi rakyat bagaimana mengumpulkan racun kalajengking sebanyak-banyaknya. Berikan fasilitas dan pelatihan yang laik bagi suatu tempat untuk menjadi area percontohan bagaimana menghasilkan racun kalajengking. Kalau itu dilakukan, Insya Allah yang tadinya nyinyir bakal pada njengking.
Oleh: Marian Kiyut
Sumber link: http://tz.ucweb.com/5_2KICB
Bukti Desa Ini Makmur Sebab Ternak Kalajengking!
Reviewed by Erhaje88 Blog
on
May 05, 2018
Rating:
No comments:
Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE