Sidebar Ads

banner image

Rahmat Baequni Anggap Sumatra Berasal Dari Kata Syamatir, Ini Kata Gus Nadir

Nama Rahmat Baequni ramai dibicarakan publik, khususnya di dunia maya usai menyoroti desain Masjid Al Safar rancangan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ia menilai desain mihrab Masjid Al Safar di Tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat, merupakan segitiga simbol illuminati. Pandangan ini bikin heboh, hingga dijadikan bahan diskusi umum.

(Rahmat Baequni -acungkan dua jari)

Tak lama berselang, di media sosial, muncul berbagai macam rekaman video yang berisikan 'dakwah' Rahmat Baequni. Salah satunya ketika dia menjabarkan asal muasal nama-nama pulau dan daerah di Indonesia.

Dalam rekaman tersebut, Rahmat Baequni mengatakan nama Sumatra berasal dari kata Asyamatiro yang artinya mahkota. Tapi, imbuhnya, karena orang tidak bisa menyebut Syumatra  sehingga menjadi Sumatra.

"Syamatir jadi Syumatra. Tapi karena orang Syumatra nggak bisa menyebut 'sya', jadi pake 'sin': Sumatra. Jadi dari kata asyamatiro, mahkota," ujar Rahmat Baequni.

Sementara nama Pulau Jawa, menurut Rahmat Baequni, itu berasal dari bahasa Arab: Al Jawwu. Yang artinya, kata Rahmat Baequni, tempat yang tinggi dan dingin.

"Sementara (pulau) Kalimantan, tanah daratan yang memiliki rawa. (Berasal dari kata) Barna'un jadi Barna'u, Borneo," ujar Rahmat Baequni.

Sedangkan, imbuh Rahmat Baequni, Makassar merupakan tempat yang terpecah-pecah. Menurut Rahmat Baequni, nama itu dari kata Makassaro, Kassaro yu kassiru, hingga menjadi Makassar.

"Lalu Maluku dulu namanya Jaziratul Muluk karena di sinilah para raja-raja kerap tinggal karena indahnya kepulauan. Maka diberi nama, Jaziratul Muluk. Portugis datang, diganti menjadi Maluku," ujar Rahmat Baequni.

Papua Nugini, kata Rahmat Baequni, dulu namanya Billadul Nurul Islami. Karena datang Portugis dan Belanda, katanya, diganti menjadi Papua Nugini.

Rekaman Rahmat Baequni tersebut ditanggapi oleh Rais Syuriah PCINU Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir melalui akun Twitter miliknya @na_dirs.

"Ini mirip dengan Gaj Ahmada itu yah? Semuanya mau di-Islam-kan dengan cocokologi? Selama ada literatur atau bukti sejarah oke saja sebagai bahan kajian. Tapi kalau gak ada, ya gitu deh... Coba kita tanya Kang Prof @ofathurahman apa ada naskah nusantara klasik yang mendukung pernyataan tersebut," cuit Gus Nadir.


Menanggapi 'colekan' Gus Nadir, Oman Fathurahman, Guru Besar Filologi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menyebut dalam manuskrip abad 13, kata Jawah bukan merujuk ke Jawa, tapi Nusantara.

"Hehe, ntar saya kupas di edisi #Ngariksa berikutnya...ada fondasi ilmu yang beda yang dipakai. Kalau detail kasus nama, bisa ya bisa tidak, pengaruh Arab memang kuat, tapi setelah abad 13. Nama-nama itu sudah ada sebelum datang Arab. Dalam manuskrip abad 13, kata Jawah bukan merujuk pada Jawa, tapi Nusantara," cuit Oman Fathurahman melalui akun @ofathurahman.

Sumber link:
https://amp.suara.com/news/2019/06/14/100124/beredar-video-ustaz-baequni-sebut-pulau-sumatra-dulu-bernama-asyamatiro
Rahmat Baequni Anggap Sumatra Berasal Dari Kata Syamatir, Ini Kata Gus Nadir Rahmat Baequni Anggap Sumatra Berasal Dari Kata Syamatir, Ini Kata Gus Nadir Reviewed by Erhaje88 Blog on June 14, 2019 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.