Sidebar Ads

banner image

Masihkah Kita Mengumbar Kesombongan?

Ingat dawuhe Gus Mus, bahwa planet bumi tempat kita berpijak, tak lebih dari kacang ijo di dalam gugusan jagad semesta? Jika bumi yang tampak besar ini tak ubahnya kacang ijo di antara jagad raya, maka lalu siapakah kita ini di antara ciptaan Tuhan tersebut? 

Kita, tak lebih besar dari butiran debu. Tapi kesombongan kita, seolah tak terbatas.


Lihatlah, bahwa bumi yang kita tempati, hanyalah salah satu dari banyak planet yang mengelilingi matahari. Alam raya tidak bisa kita bayangkan besarnya. Jaraknya pun begitu saling berjauhan, sehingga para ahli astronomi hanya bisa mengukurnya dengan menit-cahaya dan tahun-cahaya.

Satu menit cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam satu menit, dan itu jauh sekali, sebab cahaya menempuh jarak 300.000 kilometer dalam satu detik. Itu berarti satu menit cahaya adalah 60 kali 300.000 atau 18 juta kilometer. Satu tahun cahaya berarti hampir 10 triliun kilometer.

Pluto, yaitu planet terjauh, yang hanya bisa dideteksi melalui jejaknya saja, sehingga belakangan ada yang menyebut bukan sebagai planet dalam sistem tata surya kita, jaraknya kira-kira lima jam cahaya dari kita.

Matahari kita sendiri hanyalah salah satu dari 400 miliar bintang di Galaksi yang kita sebut Bima Sakti. Jarak bumi ke bintang yang merupakan tetangga terdekat kita dalam Bima Sakti adalah empat tahun cahaya.

Tapi itu bintang yang terdekat. Seluruh galaksi, atau nebula, luasnya 90.000 tahun cahaya. Itu adalah cara yang digunakan untuk menggambarkan waktu yang dibutuhkan oleh cahaya untuk berpindah dari satu ujung galaksi ke galaksi lainnya.

Jadi, ketika kita menatap sebuah bintang di Bima Sakti yang jauhnya 50.000 tahun cahaya, berarti kita sebenarnya sedang memandang cahaya bintang yg dipancarkan 50.000 tahun cahaya yang lalu.

Mengapa bisa begitu? Karena semua cahaya yang kita lihat bertemu dengan mata kita adalah dalam gelombang cahaya, dan gelombang cahaya membutuhkan waktu untuk menembus ruang angkasa.

Kita bisa membandingkannya dengan guntur. Kita selalu mendengar suara guntur setelah kita melihat kilat. Pada dasarnya kilat dan guntur bersamaan. Tapi gelombang suara bergerak lebih lambat dari gelombang cahaya.

Ini kita baru membicarakan tentang galaksi kita sendiri. Para ahli astronomi mengatakan bahws ada sekitar 100 milyar galaksi di alam raya ini, dan masing-masing galaksi terdiri dari sekitar 100 milyar bintang. Kita menyebut galaksi terdekat Bima Sakti adalah Andromeda, letaknya 2 juta tahun cahaya dari galaksi kita. Dan galaksi terjauh dari kita jaraknya 10 milyar tahun cahaya. Wow..!

Dan tahukah anda, bahwa setiap galaksi di ruang angkasa tidak pernah diam di tempatnya. Semua galaksi terus bergerak saling menjauh dengan kecepatan luar biasa.

Tapi, jutaan milyar galaksi dan bintang-bintang itu tidak pernah berbenturan satu sama lain. Mengapa? Karena mereka bergerak pada porosnya masing-masing.

Jika kita menyaksikan semua ini, sungguh, kita, tak ubahnya butiran debu, dan bumi tempat kita berpijak, pasti lebih kecil dari sebutir kacang ijo dibandingkan dengan kemegahan alam raya.

Maha Besar Allah dengan segala ciptaan-Nya.

Oleh: Musoffa Irfan

(Sumber Referensi; Jostein Gaarder, Sophie's World, 1996)
Masihkah Kita Mengumbar Kesombongan? Masihkah Kita Mengumbar Kesombongan? Reviewed by Erhaje88 Blog on December 10, 2019 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.