Ini Manfaat Berita Kriminal Yang Kamu Tidak Sadari

Kadang saya merasa jenuh dengan berbagai berita yang menyajikan kriminalitas. Namun siapa sangka dibalik berita tersebut terselip pesan-pesan yang kita sendiri tidak sadar. Kriminalitas seakan tidak akan sirna selama kehidupan masih ada. Tapi setidaknya dengan kita membaca berita kriminal akan bisa meningkatkan
kewaspadaan, menghindari sebuah modus yang berujung tindakan yang tidak kita inginkan dan sebagai perenungan.

Meningkatkan Kewaspadaan

Ketika kita membaca media, telah terjadi penjambretan di jalan Hasanuddin misalnya, apa yang pertama kali terlintas dibenak kita?
Otak kita langsung mencari-cari informasi kronologi lengkap mulai dari waktu kejadian sampai bagaimana itu bisa terjadi.

Setelah tahu semuanya, saat kita melintas di jalan tersebut pada jam-jam rawan yang biasa terjadi kriminalitas kita akan lebih waspada. Bila memungkinkan mencari jalan alternatif lain.

Mengetahui Modus

Penting sekali mengetahui modus, dengan mencari tahu bagaimana pelaku mencuri sepeda motor kita dengan mudah bisa mencegah dan bahkan bisa menggagalkan aksi pelaku.
Dengan mengetahui modus operandi pelaku seseorang akan lebih bisa mencegah terjadinya tindak kejahatan.

Takdir tidak bisa kita hindari, itu betul. Akan tetapi manakala seseorang mengerti trik para pelaku setidaknya kita sudah berupaya dan berikhtiar untuk mempersempit ruang gerak para penjahat.
 Sama halnya dengan naik sepeda motor, pelan atau ngebut jika takdirnya kecelakan ya kecelakaan...
Tapi dengn ikhtiar kita pelan pada saat naik sepeda motor, itu akan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan.

Bahan Perenungan

Saat membaca berita pembunuhan sadis dengan pemicu sepele, kita trenyuh dan bertanya-tanya, “Kok bisa sampai seperti itu?” Ketika berita dengan modus yang sama namun motif berbeda, pertanyaan itu tampak seperti, pertanyaan yang jawabannya ada pada isi berita tersebut.

Kalau kita dalami, ada pelajaran yang kita dapat ambil. Misal hati-hati dalam bersikap, jangan sakit hati orang, jangan gegabah, jangan berkata terlalu kasar, jangan bertindak terlalu keras.

Saat membaca berita anak gadis dibawa kabur teman Facebook kemudian digagahi. Kita baca berkali-kali. Di daerah ini, itu. Bulan lalu, kemarin, tadi. Satu, dua, tiga, enam kali. Lalu masih ada saja berita serupa kita barusan baca lewat ponsel. Kita dapat ambil pelajaran.

Awasi penggunaan media sosial pada anak. Perhatikan tingkah laku anak. Selalu jadi orang tua layaknya teman, agar anak tidak segan berkeluh kesah, termasuk dalam urusan asmara. Selalu tanamkan nilai-nilai agama, nasihat bijak dan lainnya. Itulah pelajaran yang dapat kita petik.


Penyajian berita apapun itu, jika kita bisa menelaah dengan baik dan positif thingking akan melahirkan pula kesimpulan kesimpulan yang bisa menyadarkan kita dari kelengahan kelengahan yang tiap kali kita kerjakan..
Masih ingat pesan Bang Napi?

Terinspirasi dari artikel di: 

Kompasiana