Sidebar Ads

banner image

Dari Gatot Jadi Khattath Akhirnya Kembali Gatot

Oleh: Abdullah Nasikin


Ide Khilafah sering diperbincangkan, pasalnya banyak gerakan ini mulai mengemuka di masyarakat dan telah meracuni generasi muda Pancasila dan bisa berakibat lunturnya Nasionalisme generasi muda karena doktrin khilafah. Salah satunya adalah Gatot Saptono.
Namanya yang kemudian diganti Al Khattat saat menjadi mahasiswa, dan pada waktu pulang kampung sebagaimana biasa layaknya pemuda, ketika selesai shalat maghrib terjadilah suatu obrolan dengan pemuda lainnya di serambi Masjid.
Kali ini Gatot mulai agak berubah dalam berpakaian, dia bercelana cingkrang, dan berpakaian seperti Takur dalam Adegan Film India. Perubahan tampilan luar (berpakaian) juga ternyata selaras dengan perubahan cara berpikir, khususnya tentang paham keagamaan.
Gatot alias Al Khattat memulai pembicaraan yang mengagetkan teman-teman sekampungnya dan cendrung mencoba untuk mendoktrin mereka. Gatot berkata; "Kalian sadar apa tidak bahwa kalian semua ini yang menerima Pancasila sebagai dasar Negara adalah Taghut, karena menolak Al-Qur'an dan Hadits, juga memilih hukum buatan manusia yakni Pancasila. Barang siapa yang menolak hukum Allah, maka Kafir, Zalim atau fasiq!"

Teman-temannya yang mendengar pernyataan Gatot alias Khattat itu terbengong, ada yang kaget, ada yang geleng-geleng.
Lalu salah satu teman diskusi itu menanggapi; "Jadi kita ini kafir?"
Dengan lantang Gatot menjawab; “Ya, kalian semua ini kafir karena mendukung taghut (Pancasila & UUD 1945) dan tak mau berjuang mendirikan Khilafah Islamiyah. Selama kalian semua tidak ada perjuangan itu, maka kalian semua itu kafir Zalim atau fasiq.”
Kemudian salah satu dari pemuda itu, yang lulusan Pesantren mulai angkat bicara.

"Begini Mas Gatot, saya hafal dengan ayat yang anda maksud, dan Anda perlu hati-hati memahami dan melaksanakan ayat ini, sebab sangat berbahaya dan bisa menyulut kekerasan. Dalam sejarah ayat ini pernah digunakan oleh mereka yang memberontak kepada Khalifah Usman RA, dengan mengatasnamakan hukum Allah. Mereka membunuh Khalifah Usman secara kejam dengan dalih Usman telah kafir karena menurut mereka (pemberontak) dianggap tidak melaksanakan hukum Allah, oleh sebab itu halal darahnya.
 Apa yang diwacanakan kemudian direalisasikan dengan membunuh Khalifah Usman, sahabat Nabi yang berjasa besar dalam mengembangkan Islam. Begitu juga kaum Khawarij yang membunuh Sayyidina Ali, sepupu sekaligus menantu Nabi serta pejuang Islam terkemuka yang dijuluki pintunya Ilmu, dan termasuk sahabat Nabi yang dijamin masuk surga dikatakan kafir dengan ayat itu oleh kaum Khawarij. Perlu diketahui bahwa tentang ayat ini telah membuat perdebatan antara Ali dan kaum Khawarij , ketika itu kaum khawarij di hadapan Ali mengatakan Wahai Ali berhukumlah dengan hukum Allah, tiada hukum kecuali dengan hukum Allah. Kemudian Ali Menjawab “hua kalimatul haq wa uriduha bil bathil” (itu kalimat benar tetapi maksudnya adalah kebatilan)."

 Mendengar cerita itu, salah satu dari pemuda yang ada di Masjid itu bertanya; "Wahh menarik jawaban Sayyida Ali itu, tapi apa maknanya?"
Pemuda lulusan pesantren tadi mencoba menjelaskan apa yang disampaikan Sayyidina Ali ini ada korelasi dengan perkembangan sejarah Islam, khususnya dalam dunia Politik, dimana ayat ini sering dipakai oleh para Politisi untuk jualan dan dipolitisir untuk kepentingan politiknya.

Mendengar jawaban ini, Gatot alias Khattat bereaksi dengan suara meninggi, “Kalian memang tidak mau Syariah dijalankan, kalian semua memang pendukung Taghut dan tentu saja kalian ini kafir.”
Pemuda santri dengan tenang menanggapi, ”Mas Gatot, kita diskusi tak usah panas! Perlu anda ketahui ayat yang anda maksud itu harus dipahami secara benar. Dan memahami yang benar adalah tidak hanya bunyi teks, tetapi dengan asbabun Nuzul, dimana kalau ayat tersebut dipahami, maka ayat tersebut sejatinya bukan ditujukan ke umat Islam. Karena ayat tersebut diturunkan atas kejadian sebagian orang Yahudi yang ingin melakukan tahkim kepada Nabi terhadap persoalan zina, dan mereka menyembunyikan hukum zina yang tertulis dalam Taurat, kemudian turun ayat tersebut. Dengan demikian ayat tersebut adalah ditujukan untuk ahli kitab ketika mereka mengingkari apa yang tertulis dalam kitab Taurat & Injil, dan tidak ada kaitannya dengan kaum muslimin. Asbabun nuzul menjadi sangat penting agar kita benar-benar dapat menerapkan wahyu itu secara tepat. Sebab jika mengabaikan asbabun nuzul, kemudian mengambil ayat sepotong-sepotong akan sangat berbahaya serta dapat menjerumuskan, karena lari dari tujuan wahyu."

Kemudian Gatot alias Khattat menanggapinya, "Lahh Ustadz saya dalam usrah-usrah tidak menjelaskan asbabun nuzul ayat tersebut!"
Pemuda santri menjawab; “Itu karena Ustadz anda politisi, bukan Kyai yang tulus ikhlas mengajarkan wahyu, tetapi mereka ingin mempolitisir wahyu demi ambisi politiknya, atau juga Ustadz anda dalam usrah-usrah itu agen gerakan asing yang ingin memecah-belah umat Islam dan negara kita!"
Kemudian Gatot alias Khattat masih penasaran, bertanya; "Bagaimana kita ini di negara yang bukan Islam, bukankah kita jadi Kafir?"
Pemuda santri menjawab; "Tidak, sekarang perlu anda ketahui dalam Islam itu ada tiga pilar. Pertama rukun Iman, kedua rukun Islam, dan ketiga Ihsan. Nah apakah negara kita dengan Pancasila-nya ini melarang kita menyakini rukun Iman?"

Semua menjawab; "Tidaakkk..."

"Saya tanya lagi, Apakah negara kita dengan Pancasilanya melarang melaksanakan rukun Islam?"

Semuanya menjawab; “Tidaakkkk..”

“Nah... Jelaskan?! Yang menentukan kita Islam dan tidak itu bukan negara, melainkan diri kita sendiri. Begitu pula yang menentukan Surga dan Neraka juga kita sendiri, bukan Negara. Jika ada orang tinggal di negara Islam seperti di Arab Saudi yang dasar negaranya Al-Qur’an dan Hadits, tetapi jika salah satu penduduknya kelakuannya memeras TKI, menyiksa dan mendzolimi, memperkosa dan minum-minuman arak itu jelas masuk Neraka. Meskipun kita orang Indonesia dengan dasar negara Pancasila, tetapi beriman dan bertaqwa maka merekalah yang layak masuk Surga!"
Akhirnya diskusi berakhir setelah mendengar Adzan Isya'...
Dari Gatot Jadi Khattath Akhirnya Kembali Gatot Dari Gatot Jadi Khattath Akhirnya Kembali Gatot Reviewed by Erhaje88 Blog on April 02, 2017 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.