"Wahai bangsaku yang kubanggakan
Relakah negerimu terpecah belah
Melenturnya kepercayaan
Fitnah melanda bagaikan wabah
Bangsa yang besar akan menghormati
Para Pemuka dan para Leluhurnya
Baginya tiada hidup tanpa arti
Amanah tertumpu masa depan dipundaknya
Merah putih melekat di dada
Disinari pancaran imannya
Dimanapun Ia berada
Tetap cinta Indonesia
Kesatuan dan Persatuan
Benteng yang kokoh di Nusantara
Jati diri insan yang bertuhan
Menjaga keutuhan Negara
(Habib Luthfi bin Yahya)
Foto: Facebook/staquf
Oleh: Gus Yahya Cholil Staquf*
"Dengan banjir propaganda radikalisme di internet saat ini, apa yang bisa dilakukan oleh NU?" demikian wartawan itu bertanya.
Saya tercekat karena tiba-tiba merasa ngenes. Saya tahu benar, bagaimana keadaan NU. Dan sekarang ada yang nanya macam itu. Demi pencitraan, saya masih bisa berusaha senyum-senyum, tapi kalimat yang keluar dari mulut susah dikendalikan,
"Ya sini! Kasih kami peralatan dan biaya! Akan kami kerjakan semuanya untuk mengalahkan propaganda mereka!"
Pertanyaan sejenis itu rupanya digemari wartawan, karena bisa menjadi bahan instan untuk berita yang beranak-pinak, yaitu dari polemik antar pihak yang berseberangan, baik beda ideologi atau beda strategi atau sekedar tanggapan remeh-temeh dari pihak-pihak yang nggak mau ketinggalan pengen masuk berita juga.
"Ancaman radikalisme dan terorisme sudah sangat gawat. Apa yang akan dilakukan NU?
Mendengar pertanyaan itu dalam konferensi pers ISOMIL tahun lalu, saya nggak tahan lagi. Saya muntab,
"Kamu tahu nggak?" saya menyalak, "Kamu! Iya! Kamu! Kalian semua ini! Semua adalah target serangan mereka juga! Kalau mereka menang, kalian juga akan digorok digantung di jalan-jalan! Ini bukan cuma ancaman terhadap NU. Ini ancaman terhadap seluruh peradaban umat manusia! Kenapa orang selalu bertanya NU mau apa NU mau apa?
Lha kamu sendiri mau apa? Seolah-olah seluruh dunia ini tanggung jawabnya NU sendirian!"
*Katib Aam Syuriyah NU 2015-2020
Masyarakat Ayam Sayur
Reviewed by Erhaje88 Blog
on
April 25, 2017
Rating:
