Sidebar Ads

banner image

Media Sosial Itu Seperti Warung Makan

"Jika Anda memiliki keluhan atas sebuah masakan, lawan dengan masakan lain. Buktikan masakan Anda lebih layak santap. Jangan hanya bisa bercuap-cuap saja namun miskin etika"


Oleh Afi Nihaya Faradisa

Media sosial bagaikan warung makan. Banyak ragam menu tersedia di sana. Tidak ada yang memaksa Anda harus membeli rendang kalau Anda tidak suka. Tidak ada yang akan memaksa Anda untuk membayar nasi goreng jika Anda merasa tidak memesannya. Persis seperti karma, sajian di sana hanya terhidang sesuai yang Anda pesan saja.

Nah, jika Anda tidak menyukai sate, haruskah Anda datang ke warung sate, mengacak-acak meja, sambil berteriak "Tutup warung ini sekarang juga!" ?
Anda dibebaskan memilih mana warung yang ingin Anda datangi sebagaimana Anda dibebaskan untuk memilih akun mana saja yang ingin Anda ikuti. Sesederhana itu, tanpa perlu Anda berteriak-teriak kesetanan;"Hey aku tidak suka menu di warungmu!
"
Seperti di warung makan, di media sosial tidak ada pendukung dan pembenci, yang ada hanya pengunjung dan bukan pengunjung.
Di media sosial ini tidak ada kolom daftar 'haters' dan 'lovers', yang ada hanyalah kolom daftar 'followers'. Suka atau tidak suka, semua jadi satu di sana. Suka atau tidak suka, Anda semua sama-sama menikmati menu yang tersaji, hobi mengunjungi, serta rajin memperhatikan orang yang diikuti.
Jika Anda memiliki keluhan atas sebuah masakan, lawan dengan masakan lain. Buktikan masakan Anda lebih layak santap. Jangan hanya bisa bercuap-cuap saja namun miskin etika. Semua orang dewasa tahu bagaimana cara yang elegan untuk berkompetisi dengan masakan yang Anda anggap kurang sedap.
Rasa suatu masakan tidak ada hubungannya dengan komentar orang sekitar. Komentar itu sifatnya sangat subyektif; barangkali Anda pecinta jengkol namun membenci pizza. Sebaliknya, ada juga pembenci jengkol namun keranjingan masakan ala Eropa.

Masakan saya belum tentu cocok dengan selera lidah Anda. Selera Anda jangan dipaksa menjadi tolok ukur seberapa lezat masakan saya.
Mungkin Anda akan tetap bersikeras untuk berkata bahwa seberapa lezat masakan saya adalah apa yang Anda pikirkan tentangnya.

Lantas saya peduli? Nehi. Karena masakan seseorang tak sesempit itu untuk dimaknai.
Media Sosial Itu Seperti Warung Makan Media Sosial Itu Seperti Warung Makan Reviewed by Erhaje88 Blog on June 09, 2017 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.