Sidebar Ads

banner image

Antara Hari Tanoe, NU dan Alumni 212


Dulu saat Hari Tanoe (HT) mendekati NU, bersafari ke pesantren-pesantren, berziarah ke makam Sunan Ampel, kaum nahdliyin menyambutnya dengan tangan terbuka sebagai bentuk pengamalan ukhuwah basyariyah. Bahkan saat HT membentuk yayasan yang membantu pembangunan pesantren dan beberapa tokoh besar jadi pengurusnya, NU pun sekali lagi menerimanya dengan tangan terbuka.
Tak pelak, Hal ini menjadi bahan olok-olok, fitnah terhadap NU.

Memang dalam menerima pemberian dari pihak lain entah berupa sedekah, hibah, hadiah atau yg lainnya kita punya hak menerima atau menolaknya. Apakah hal ini tidak berbahaya bagi akidah umat islam..?. Tidak!
NU sangat paham batas-batas dalam masalah ini dan tak akan menggadaikan akidahnya hanya karena bantuan pihak lain.
Mungkin NU meneladani Nabi SAW yang menyuruh sahabat hijrah dan berlindung ke raja Najasyi yang non muslim atau saat Nabi SAW menerima hadiah dua budak dari raja Mesir yang non muslim, bahkan salah satunya diperistri Nabi SAW yaitu Mariah al Qibtiyah.

Kemudian pada pilkada DKI, HT merapat ke Anis-Sandi yang mayoritas didukung oleh Islam 212 yg selalu berseberangan dengan NU. Orang yang dulu memfitnah dan mengolok-olok NU ketika didekati HT, saat pilkada DKI pun mesra dan dekat dengan HT.

Dan sekarang ketika HT sedang terjerat masalah hukum seolah menjadikan mata kita terbuka, siapakah yang hatinya gampang terpengaruh, berbelok, mudah dipermainkan setelah dekat dengan HT dan siapa yang tak bergeming dengan pendekatan HT.

Sikap 212 yangg mati-matian membela HT menunjukkan mudahnya hati mereka terpengaruh. Berbeda dengan NU yang menyerahkan sepenuhnya kasus HT ke hukum, jika terbukti bersalah ya di hukum dan jika tak bersalah ya di bebaskan.
Bantuan HT ke NU tak mempengaruhi sedikitpun sikap NU.
Jadi janganlah mengajari NU dalam bersikap terhadap sesama muslim atau kepada non muslim, karena NU punya panutan yang jelas yaitu Gusti Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang kedekatannya dengan non muslim tak akan menggoyahkan akidahnya, berbeda dengan lainnya. Karena dalam sholat setelah tasyahud, wong NU selalu berdoa "Ya Muqollibal Qulub, Tsabbit Qolby 'ala Dinika wa 'ala Tho'atik" ( Wahai Dzat yg membolak-balikkan hati, Tetapkanlah hatiku atas agama-Mu dan patuh kepada-Mu).
(Gusti Kanjeng Najib ,
Rumah Warisan
17062017)
Antara Hari Tanoe, NU dan Alumni 212 Antara Hari Tanoe, NU dan Alumni 212 Reviewed by Erhaje88 Blog on July 17, 2017 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.