Sidebar Ads

banner image

Pembelaan Untuk Bang Jonru



Oleh: Putra Rahman

Bang Jonru, seorang penulis hebat nan cerdas, juga seorang kritikus nan pedas, namun banyak orang yang membencinya melalui berbagai kecaman.
Saya melihat perlakuan seperti ini menunjukkan kita telah berlaku tidak adil kepada bang Jonru. Ia dituduh tukang fitnah, pendusta, dan penyebar kebencian, padahal yang ia lakukan hanya sekadar berbagi, berbagi apa yang ia anggap benar.

Kemerdekaan menyampaikan pendapat jelas dijamin di Indonesia, lalu apa salahnya jika bang Jonru berbagi pemikirannya? Bukankah juga ada kelompok yang jelas-jelas ingin makar, berusaha mengganti ideologi negara dari Pancasila menjadi khilafah. Sementara bang Jonru, sekadar berbagi informasi. Ingat ya sobat, Sharing is Caring.

Sering saya melihat pertikaian antara bang Jonru dan Seorang Santri yang katanya dari Islam moderat. Wah, ini jelas tidak seimbang. Bagaimana mungkin universalis macam bang Jonru berdebat dengan santri "Liberal"?
Dari portofolionya saja sudah dapat kita lihat, bang Jonru mampu berpikir dan mengkritisi segala aspek kehidupan masyarakat, mulai dari politik, sosial budaya, ekonomi, energi sampai dengan kaidah hukum fiqih dan syariat. Sedangkan Santri tersebut? Dia ngaji dan fokus membicarakan isu toleransi umat. Jelas lebih unggul bang Jonru dong.

Saya hanya ingin menyampaikan hal sederhana saja: kalian, orang-orang biasa, tidak akan mampu memahami kebijaksanaan dan ketinggian ilmu dari bang Jonru. Lihat saja, banyak santri yang salah paham ketika bang Jonru bilang bahwa Quraish Shihab itu sesat karena syiah. Yang sedang dilakukan bang Jonru adalah memperkenalkan kaidah silogisme baru. Ya, benar, silogisme atau tata pemahaman logika yang baru.
Silogisme yang selama ini kita kenal adalah produk pemikiran filsafat Yunani kafir. Sedangkan bang Jonru, sebagai seorang muslim kaffah, perlu menemukan atau membuat silogisme baru. Kita sebut saja silogisme tandingan.
Mau bagaimana lagi? Bukankah di Ibu kota Negara juga pernah ada Gubernur tandingan, di Indonesia juga (seperti) ada Presiden tandingan, lantas mengapa silogisme tidak boleh ada tandingan?
Silogisme baru bikinan bang Jonru adalah ilmu logika baru yang belum pernah ada di muka bumi. Jika silogisme kebanyakan adalah semacam ini:
Premis 1: Bang Jonru adalah orang tampan.
Premis 2: Semua orang tampan pasti pintar.
Maka kesimpulannya adalah : Bang Jonru pasti pintar.

Dengan logika tandingan yang dibuat oleh bang Jonru, maka silogismenya akan lain. Contohnya begini:
Premis 1: Quraish Shihab bukan syiah.
Premis 2: Syiah tidak sesat.
Maka keesimpulannya : Kalau tidak sesat kok tidak mau jadi syiah?
Bang Jonru ingin menyampaikan bahwa kalau memang syiah tidak sesat, kenapa tidak mau disebut syiah? Dengan silogisme biasa, logika ini memang salah, namun dengan silogisme tandingan buatan bang Jonru, hal ini bisa dipahami. Nah, kan? Bijak, kan? Inilah logika tandingan yang sulit dipahami otak bebal kalian, wahai manusia-manusia biasa nan medioker.
Si Santri walaupun sudah jauh-jauh kuliah S3 di luar negeri, tidak akan paham silogisme seperti ini. Apa perlu bang Jonru bikin workshop logika?
Cukup dengan investasi Rp. 200.000, maka si Santri bisa mempelajari silogisme tandingan ini dengan mudah. Harus cepat mendaftar, karena workshop jurnalistik bang Jonru selalu ramai dan padahal pesertanya dibatasi.

Dan sekali lagi, bang Jonru bukanlah tukang fitnah. Pemfitnah adalah orang yang sadar bahwa apa yang ia katakan dusta, tapi mengatakannya sebagai kebenaran. Namun jika ia tidak tahu apa yang ia katakan, ya bukan fitnah namanya, itu artinya bodoh. Masa logika seperti ini saja tidak paham?

Ketika bang Jonru mengatakan bahwa hanya di rezim Jokowi saja polisi masuk ke mushalla dengan sepatu, dia tidak sedang memfitnah Jokowi. Lho kan ada tragedi Tanjung Priok? Lha yang masuk ke mushalla Tanjung Priok dengan sepatu itu kan Babinsa, bukan polisi. Jadi secara teknis, bang Jonru tidak bohong kan? Babinsa dan Polisi kan beda!
Lain waktu, bang Jonru mengunggah foto pocong yang sedang tersenyum, beliau mengatakan itu adalah foto rakyat Mesir yang berjuang, tapi ternyata bukan. Ya bukan fitnah namanya, tapi memang tidak tahu. Masa kita menyalahkan orang yang tidak tahu? Atau ketika bang Jonru bilang bahwa tidak ada Kementerian Agama di pemerintahan Jokowi tapi nyatanya ada, ya ini bukan fitnah namanya. Hanya belum tahu saja, tidak usah dibesar-besarkan.
Kali lain, bang Jonru meneruskan berita dari kawannya: Jokowi naik Garuda dengan memboyong paspampres, wartawan dan sebagainya, memakai pintu VVIP yang akibatnya membuat jadwal penerbangan terganggu. Kalau ini ternyata kabar palsu ya bukan salah bang Jonru, tapi salah temennya bang Jonru. Berita bohong kok ditulis, kan kasihan bang Jonru jadi korban berita bohong. Bayangkan berapa orang yang kemudian menjadi benci bang Jonru karena kabar bohong itu. Di sini bang Jonru adalah korban!
Saat Kak Jonru mengklaim menang debat dengan si Santri, sudah pasti saya mendukung bang Jonru. Alasannya? Ya silogisme tandingan tadi. Kalau memang syiah tidak sesat, kenapa si Santri tidak terima saat Pak Quraish disebut syiah? Bang Jonru seolah-olah ingin mengajari si Santri, “Kalau Muhammadiyah tidak sesat, maka kalau Gus Mus yang orang NU itu saya bilang kader Muhammadiyah ya harusnya bangga. Kan Muhammadiyah tidak sesat?” Meski dalam silogisme klasik ini adalah non-sequitur alias logika yang remuk.
Butuh pemikiran bertahun-tahun dan menulis banyak buku laku untuk bisa membuat logika tandingan semacam itu.
Coba bayangkan, Prof Quraish Shihab yang sudah menulis lebih dari 50 buku dan beberapa kitab tafsir Al-Quran yang diakui dunia saja tidak bisa membuat sistem logika tandingan. Berbekal kitab klasik berjudul Cara Dahsyat jadi Penulis Hebat, Sekuler Lo Gue End, dan Sembuh dan Sukses dengan Terapi Menulis, bang Jonru telah membuat pemikiran orisinal yang berbeda dari kebanyakan orang.

Dan lagi, banyak orang yang mempermasalahkan bang Jonru ambil 30% dari donasi yang dikumpulkannya. Kenapa mereka ribut? Bukankah itu kerja kerasnya bang Jonru? Sudah selayaknya bang Jonru dapat jatah. Bukankah dia termasuk amil? Kalian tahu apa tidak apa itu Amil? Jika belum tahu, maka ikutlah menjadi donatur biar nanti bang Jonru beri penjelasan kepada kalian apa itu Amil!

Ohya, semoga dalam waktu dekat, saya berharap ada Santri Moderat akan mengadakan Workshop Berpikir Logis ala Bang Jonru. Dengan investasi Rp. 500.000 per orang, saya yakin workshop ini akan diminati puluhan ribu peserta, terutama dari kalangan santri moderat agar tidak bodoh lagi. Ini satu-satunya kesempatan emas agar kita bisa berpikir waras kritis dan unik ala bang Jonru.
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Pusing???
Sana minum insektisida dulu biar pusingnya hilang!

https://m.facebook.com/photo.php?fbid=1708875026075743&id=100008597858758
Pembelaan Untuk Bang Jonru Pembelaan Untuk Bang Jonru Reviewed by Erhaje88 Blog on July 31, 2017 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.