Sidebar Ads

banner image

Ini Alasan Orangtua Lebih Memilih Pendidikan Formal Daripada Informal

Oleh: KH Azka Hammam Syaerozi

Dewasa ini pendidikan formal dipandang oleh masyarakat sebagai pendidikan yang sesungguhnya. Dengan beranggapan bahwa hanya dengan pendidikan formal seseorang bisa dianggap berpendidikan. Hal ini tentu berakibat fatal bagi pendidikan yang berada di luar pendidikan formal atau yang biasa disebut sebagai pendidikan informal (baca: pesantren). Ada beberapa faktor yang menjadikan pola pikir masyarakat kita seperti itu.

Pertama, pendidikan formal adalah program pendidikan yang digalakkan langsung oleh pemerintah Indonesia. Hal ini menjadikan ukuran pendidikan di negara kita ini condong dengan apa yang dianjurkan oleh pemerintah. Karena diadakan oleh pemerintah, maka banyak program-program dan fasilitas yang diberikan pemerintah bagi pendidikan ini.
Sangat berbeda dengan pendidikan informal yang sepertinya dianggap anak tiri oleh pemerintah, meski beberapa dianggap keberadaannya, tetapi pendidikan informal tetap dipandang sebelah mata dan tetap tidak dijadikan ukuran seseorang dianggap berpendidikan.

Kedua , dalam pendidikan formal tenaga pengajar mendapatkan upah yang pasti dan terjamin langsung oleh pemerintah. Berbeda dari pendidikan pesantren pemerintah tidak memberikan jaminan secara pasti bagi setiap pengajarnya. Hal ini menjadikan pendidikan formal lebih dipercaya dan dianggap lebih prospektif dibandingkan dengan pendidikan pesantren.

Ketiga, pendidikan formal memberikan ijazah yang secara de jure dianggap dan legal di kancah nasional maupun internasional. Hal ini berlawanan dengan pendidikan pesantren yang ijazahnya tidak diakui, atau bahkan tidak memiliki ijazah sama sekali.

Apa Hubungan antara Keduanya?
Sebenarnya, hubungan antara ilmu agama yang diadakan pesantren dan pendidikan umum yang diadakan sekolah formal itu sangat erat sekali. Ilmu pesantren adalah sebuah ‘asal’ yang menjadi tetap dan kokohnya sesuatu.
Sedangkan ilmu umum adalah ‘cabang’ yang membentang luas dalam segala bidang kehidupan. Jika diibaratkan, pendidikan pesantren adalah makanan pokok, dan pendidikan formal adalah lauk pauknya. Maka tidaklah dinamakan makan jika seseorang hanya menyantap lauk pauk saja, dan jika hanya nasi saja maka tidak tercukupi nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Mana Yang Mesti Didahulukan?
Secara kurikulum, pendidikan pesantren (baca: agama) harus didahulukan karena pendidikan agama menanamkan tauhid, hukum dan akhlaq. Manusia hidup di dunia itu tentu harus bermodalkan tauhid yang benar dan kuat, mengetahui hukum-hukum agar tidak sembarang berperilaku dan juga harus bisa menerapkan akhlaqul karimah sebagai modal dasar dalam etika pergaulan sosial yang selaras dengan prinsip ajaran agama sebagai kasih sayang bagi seluruh alam.
Kurikulum di sekolah formal, meski telah mengajarkan pengenalan pendidikan agama dan moral dalam pendidikan kewarganegaraan, tetapi pengajaran yang hanya diberikan selama dua sampai tiga jam saja per pekan, tentu belumlah bisa mencukupi tujuan pendidikan agama sebagai penanaman karakter bagi siswa. Sebab pendidikan agama, tak cukup dengan hanya sebatas pengenalan. Di sinilah perlunya pendidikan madrasah diniyah, sebagai sarana menanamkan pendidikan karakter bagi siswa yang tidak berkesempatan untuk mempelajari nilai-nilai pendidikan pesantren.

Di tengah dua kutub tersebut sebagian pesantren telah menerapkan kurikulum terpadu yang mengajarkan para santrinya untuk menguasai materi pelajaran yang di sekolah formal, sekaligus dididik sebagaimana pesantren pada umumnya. Kombinasi kurikulum pendidikan pesantren dan kurikulum pendidikan formal ini telah berlaku di berbagai pesantren selama puluhan tahun silam. Banyak pesantren, kini telah membuktikan bahwa pelaksanakan pendidikan pesantren dan formal tidaklah harus meninggalkan salah satunya melainkan secara bersama-sama berjalan beriringan. Dengan berjalan beriringan seperti itu, maka akan terbentuklah pribadi yang berpendidikan secara kâffah.

Di antara Yang Menekuni Salah Satu dari Keduanya, Siapakah Yang Lebih Berkompeten?
Pribadi yang benar-benar berkompeten adalah yang benar-benar belajar, paham akan ilmu yang dipelajarinya, lalu mengamalkannya kepada masyarakat. Sebab jika tidak diamalkan, keduanya sama sekali tidak memberikan manfaat apa-apa bagi masyarakat. Jika salah satu dari keduanya memandang sebelah mata, itu karena mereka tidak memaklumi nilai min dan plus yang ada pada keduanya.

Bagaimana Kita Menerapkan Ilmu Formal dan Ilmu Salaf di Tengah Masyarakat?
Kita bisa menerapkan keduanya dengan selalu berupaya berkarya semampunya ﺍﻟﺤﺮﻛﺔ ﺑﺮﻛﺔ dengan didasari tauhid yang benar, hukum, dan akhlaq. Sebagai komunitas pesantren yang hidup di antara dua dimensi ini, kalangan santri tidak perlu ikut memandang sebelah mata pada yang lain. Kita cukup menjaga hal-hal lama yang baik dan masih layak dan menyempurnakannya dengan mengadopsi hal-hal baru yang lebih baik dan layak.

Bagaimana Sebaiknya Sikap Pemerintah Menyikapi Hal Ini?
Pemerintah sebaiknya memandang kedua sistem ini sebagai unsur yang saling menguatkan dalam membangun sumber daya manusia pada yang lebih baik untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.
(NU Online)
Ini Alasan Orangtua Lebih Memilih Pendidikan Formal Daripada Informal Ini Alasan Orangtua Lebih Memilih Pendidikan Formal Daripada Informal Reviewed by Erhaje88 Blog on August 18, 2017 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.