Sidebar Ads

banner image

Tanggapan Ceramah Ust. Abdul Somad Lc. Yang Mengatakan Ikutilah Ulama Yang Dibenci Kafir dan Munafik



Oleh: M Yusuf Hasyim

Belakangan ini ramai diperbincangkan soal ceramah Ust. Abdul Somad yang mengatakan kepada para jamaahnya untuk mengikuti ulama yang dibenci kafir dan munafik. Karena bagi dia pengertian ulama atau versi ulama menurut pemahamannya adalah ulama yang dibenci kafir dan munafik. Sepintas terdengar benar dan masuk akal ucapan sang ustadz tsb, akan tetapi sebenarnya mengandung penyesatan terhadap pemahaman agama itu . Inilah statement dia pada ceramahnya,
"Ikutilah ulama, yang dibenci kafir, yang dibenci munafik. Hari ini yang paling dibenci kafir dan munafik adalah Habib Rizieq," terang Abdul Somad.

Beredarnya video ceramah itu benar-benar membuat saya, seorang anak desa yang fakir ilmu ini ingin sekali merangkai bait-bait tulisan indah untuk saya dedikasikan kepada Ust. Abdul Somad agar dibaca dan dapat dipahami dengan hati nuraninya. Sedikit saya gambarkan profil biografi Ust. Abdul Somad, beliau adalah salah satu penceramah dari Riau, yang konon dikagumi karena ilmu haditsnya, beliau menyelesaikan pendidikan di Mesir dan Maroka dengan mengantongi gelar Lc, MA. Aktivitas sekarang adalah sebagai penceramah yang lagi lumayan naik daun di Riau, apalagi pasca diundang Menpora untuk mengisi ceramah pada acara buka bersama kemarin (Selasa, 13/06).

Kejadian ramainya video ceramah tersebut bermula saat Abdul Somad mengeluarkan fatwa menyesatkan, tentang siapa saja yang ia anggap layak diikuti fatwanya. Ada ribuan tokoh dan ulama NU, namun dia hanya menyebut "yang secara sah" diikuti hanya tiga.
Ironisnya, tiga nama yang dia sebut justru sering mengutuk NU, tidak aktif di struktural NU tapi menjadi benalu untuk jam'iyyah NU. Mereka adalah Luthfi Bashori, Idrus Ramli dan Buya Yahya. Itu dikatakan oleh ust. Abdul Somad saat mengisi acara Tabligh Akbar bertema "Pemuda Akhir Zaman" di Gedung Drs. Sutan Balia Universitas Riau, (Jumat, 14 April 2017).

Ada banyak kiai dan ulama di NU, tapi Abdul Somad hanya memilih tiga nama. Dia tidak merekomendasikan KH Maimoen Zubair, Habib Luthfi bin Yahya, KH Musthofa Bisri, KH Ma'ruf Amin, KH Said Aqil Siraj, KH Marzuki Mustamar, Tuan Guru Turmudzi, dan lainnya hanya karena, kata Somad, mereka tidak dibenci kafir. Ust Abdul Somad pun akhirnya memberi pengertian bahwa ulama adalah yang dibenci kafir dan munafik.

Afwan ustadz, sebelumnya ane minta maaf dulu ustadz. Tanggapan terhadap ceramah ustadz ini saya tulis bukan karena saya mau menggurui, merasa lebih bisa, lebih berilmu atau lebih pintar dari ustadz. Publik tentu tahu bahwa ust. Abdul Somad lebih terkenal daripada saya, punya banyak jamaah, dan tentu lebih banyak penggemarnya jika dibandingkan dengan saya. Pendidikan ustadz pun lebih tinggi, bahkan yang terahir ustadz mendapat kehormatan mengisi ceramah pada acara buka bersama yang diadakan Menpora. Sedangkan saya?, jelas bukan siapa-siapa dan tidak terkenal seperti ustadz.
Baiklah ustadz, kita tanggapi satu persatu isi ceramah ustadz.

Yang pertama ustadz menyebutkan tentang kafir. Sebelumnya, mungkin perlu saya jelaskan makna dari kafir itu sendiri, karena ini sangat penting agar kita mampu memahami dan mengerti arti kafir yang sesungguhnya. Kata kafir sendiri berasal dari kata Kafara dari bahasa Arab yang artinya ‘menutup diri dari kebenaran’ atau menjauhkan diri dari hal-hal yang benar, lebih mudahnya kita sering menyebut ingkar. Kafir itu tak hanya untuk non-muslim, karena siapa pun yang melakukan sesuatu yang jauh dari kebenaran, kalau dia itu seorang muslim, dia juga bisa disebut kafir. Orang Islam pun ketika ingkar pada Allah bisa disebut kafir. Sebagai contoh adalah ketika ada umat non-muslim atau muslim melakukan korupsi atau mencuri, itu artinya menjauhkan diri dari kebenaran, dan merekalah yang disebut kafir, tak peduli apa pun agama mereka.

Keterangan tersebut merujuk pada Hadits Jibril yang merupakan dalil dasar dalam mendefinisikan Iman dan Islam serta perbedaaan antara Imam dan Islam. Kesimpulan dari hadist Jibril tersebut bahwa orang Iman sudah pasti Islam, akan tetapi orang Islam belum tentu Iman. Maka orang Islam tersebut bisa pula dikatakan kafir. Jadi baik saya maupun ustadz juga bisa kafir loh, bahkan kata Gus Dur dalam syi'irnya mengatakan
 “Kafire dewe gak digatekke” (kafirnya sendiri ga diperhatikan).

 Inget ustadz, ketika kita mengkafirkan orang, jika tidak terbukti bahwa orang tersebut kafir, maka tuduhan kafir tersebut akan kembali kepada diri kita sendiri (yang menuduh kafir), makanya kita harus pinter-pinter jaga mulut ustadz.

Jadi mulai sekarang jangan lagi kita membawa-bawa satu agama lantas seenaknya bisa mengklaim orang lain kafir atau agama lain kafir. Jangan lagi ada pengkafiran terhadap orang lain yang berbeda agama. Itu kalau ustadz bisa adil, proporsional dan mau mempraktekkan ajaran Islam yang benar sesuai dengan ilmu, bukan sesuai nafsu ustadz.

Selanjutnya ustadz menyebut tentang Munafik. Pengertian munafik tentu ustadz sudah sangat paham lah, dan saya tidak perlu menjelaskan lagi. Nah, point utama yang ingin saya sampaikan disini adalah janganlah kita seenaknya melontarkan kata-kata munafik kepada orang lain. Baik saya maupun ustadz tentu harus lebih hati-hati, pakailah ilmu, jangan pakai kebencian dan nafsu dalam memberi statement.
 Dalam ceramah ini, nampaknya ust Abdul Somad terlalu terburu-buru memvonis seseorang itu munafik dan saya lihat ustadz ini berlagak menjadi Tuhan dengan kesimpulan kacaunya menyatakan bahwa yang membenci Habib Rizieq adalah munafik. Padalah, Nabi saw saja merahasiakan 40 nama orang munafik, Abdul Somad lagaknya melebihi sikap Nabi.

Hanya dengan bermodal mencatut Qoulnya Imam Syafi'i diatas, ustadz ini yang katanya 'alim berani sekali coba-coba menstigma NU dengan fitnahan bahwa
 "Kiai NU itu dicintai kafir, tidak seperti Habib Rizieq Syihab, dan Kiai NU itu liberal tidak seperti Idrus Ramli, pak Yahya, atau pak Luthfi Bashori".

 Inna lillaah...Wahai ustadz Abdul Somad, ingatlah bahwa Imam Syafi'i bukanlah orang bodoh, jadi sebaiknya janganlah kau perkosa Maqolah beliau dengan cara tekstual demi kepuasan tafsir pribadi dan nafsumu.
Kalau memang Ulama dimatamu itu harus di benci kafir, maka beritahulah pada kami terlebih dahulu :
"Atas dasar apa Ulama dibenci kafir?"
"Atas alasan apa kafir itu memusuhi ulama?"

Lihatlah ustadz somad, bukalah matamu, ternyata Habib Rizik yang kata ente dimusuhi non-muslim, kafir, cina dll ternyata juga dicintai oleh non-muslim loh.
Mau bukti? Baiklah saya kasih bukti, supaya ustadz bisa melek matanya.
Sekarang ustadz bisa lihat sendiri kedekatan Habib Rizik dengan banyak non-muslim, sebut saja dengan Presiden Rekor Muri bapak Jaya Suprana, beliau keturunan Cina loh. Habib Rizik juga dekat dengan HT dan taepan-taepan Cina. Apakah ustadz tidak lihat bahwa yang membantu aksi 212 baik membantu materi/tenaga juga banyak non-muslim. Bahkan yang membersihkan sampah pada saat demo tersebut juga ada yang dari pemuda cina non muslim. Bapak Jaya Suprana pun pernah berkunjung ke markas FPI di Petamburan. Apakah syarat ulama itu harus dibenci kafirin dan munafiqin? Siapakah munafiqin itu? Siapa kafirin yang ente maksud ustadz?
Baiklah, kalau ustadz belum puas juga, mari saya tunjukan contoh lainnya. Kali ini langsung saya contohkan dari junjungan dan panutan kita bersama, Rasulullah Muhammad Saw. Kita semua tahu Allah telah menganugerahkan Nabi Muhammad dengan gelar Al Amin, artinya adalah orang yang dapat dipercaya, baik oleh muslim, maupun non muslim tentunya. Ingatlah wahai ustadz somad, dahulu orang masuk Islam itu berawal dari orang tersebut mencintai Rasulullah, mencintai ahlak, sikap dan kebijaksanaan beliau. Nabi Muhammad manusia yang sangat dicintai, beliau sangat dicintai bukan hanya oleh kawan, akan tetapi oleh lawan.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani pun sangat mencintai Rasulullah, bahkan istri Rasul yang bernama Shofia adalah seorang Yahudi, kemudian istri Rasul yang lainnya adalahh Maria yang menganut Kristen Ortodok. Maria yang berasal dari bukan Islam melahirkan putra bernama Ibrahim. Karena baik Shofia dan Maria sangat mencintai Rasul akhirnya keduanya pun dinikahi oleh Rasulullah dan masuk Islam.

Bahkan Rasulullah pun berpesan kepada Sayyidina Umar agar jangan mengganggu atau mengusik Gereja Kristen Ortodok, dan disuruh menjaga agar gereja dan umat kristen ortodok itu aman. Ini pula yang dicontoh Banser, saling menjaga tempat ibadah agar tercipta keamanan dan kedamaian. Ustadz ini ga pernah belajar sejarah Islam atau gimana sih?, coba buka lagi buku sejarahnya ustadz.
Ini terakhir yang mungkin terdengar cukup pedas di telinga ustadz. Kalau mau memakai logika seperti ustadz somad dan yang sepemikiran dengan ustadz, kita semua harus jujur ustadz, bahwa harusnya GEMBONG PEMIMPIN yang harus kita jauhi dan kita musuhi adalah Kanjeng Nabi sendiri, yaitu Rasulullah Muhammad Saw. Karena Rasulullah jelas mencontohkan itu.

Berikut Videonya:

oleh erhaje88

 Sekarang pertanyaan saya, beranikah ustadz mengatakan, bahwa gembong pemimpin yang harus kita jauhi adalah Nabi Muhammad? Pikirlah sendiri…


Arti Kafir Menurut al-Mufassir Prof. DR... oleh erhaje88
Tanggapan Ceramah Ust. Abdul Somad Lc. Yang Mengatakan Ikutilah Ulama Yang Dibenci Kafir dan Munafik Tanggapan Ceramah Ust. Abdul Somad Lc. Yang Mengatakan Ikutilah Ulama Yang Dibenci Kafir dan Munafik Reviewed by Erhaje88 Blog on June 18, 2017 Rating: 5

Post Comments

Powered by Blogger.