Oleh: Mohammad Monib
"Selamat sore Pak Monib. Maaf menggangu ibadah maghrib bapak. Saya mau tanya, gimana cara terbaik untuk bilang ke istri bahwa saya mau pindah agama?" Demikian prolog seseorang di WA sore tadi. Sebut saja Musbud, muslim yang bakal jadi Buddhis. Jujur, saya belum tanya namanya. Padahal, sudah 3 bulan lalu ia berdonasi untuk renovasi gubuk Pak Iwan.
Tentu saya penasaran atas pertanyaan itu. Sebagai Muslim tentu saya punya subyektisme keislaman. Ada rasa sense of belonging. Rasa memiliki dan inner group. Ada rasa kepo: mengapa mau murtad, alias keluar dari Islam?
Musbud cerita, ada 2 faktor yang bikin dia kecewa berat dan tergerak keluar dari Islam. Pertama; tsunami politik 97-98 yang menerpa rezim Orde Baru yang disertai isu pribumi dan non pribumi. Arek Jawa Timur ini kehilangan teman-teman Tionghoanya.
"Saat itu saya melihat rumah dan toko untuk selamat ditulis "pribumi" dan sajadah digantung di pagar-pagar", kisahnya.
"Saya tak kuat dan marah adanya pemerkosaan pada mereka", lanjutnya.
Kedua; "Saya tingggal di daerah Jakarta yang warga Muslimnya dominan ekstrem Pak. Masjid, shalat Jum'at sampai Idul Fitri pun ceramahnya keras menyerang agama lain. Sampai-sampai saya jauh shalat. Gak kuat isinya. Kafir dan kafir...", verita dia.
"Suatu waktu saya lihat warga Muslim itu berjudi di samping masjid pak. Saya protes ke marbot", kisahnya. "Saya tak tahan lagi sebagai muslim". Duh, berat perasaan orang itu.
"Memang mau milih agama apa?", tanya saya. "Saya mau jadi Buddhis pak", jawabnya.
Sebagai info, jauh sebelum dia kecewa berat, Musbud ini Muslim yang taat ibadah: jamaah, tahajjud, dhuha, witir dan puasa. Anak-anaknya pun dididik doa-doa serta surat-surat pendek. Kini dia kecewa dan tak menikmati lagi.
Saya temani pergulatan batinnya. Saya belum melepasnya konversinya. Kami janjian ngobrol langsung.
KTP Islam Pekerjaan Pastor
Atas posting saya "Saya ingin jadi buddhis" ada banyak respon. Saya membacanya. Menarik berbagai pergulatan dan pergumulan iman yang dialami pemeluk agama. Khususnya Muslim. Dari sekian respon, berikut menarik saya.
"Romo pandhita Padma Vhira Dharma Sogata mengatakan bahwa orang bisa menjadi Buddhis tanpa harus ganti KTP. Bahkan beliau sendiri pernah KTP masih Islam tapi sudah menjadi pemuka agama Buddha". Benar. Saya pernah nulis posting "Muslim Buddhis".
Agama Buddha tak mau repot dengan legalitas dan identitas KTP seseorang. Cukuplah seseorang itu mengamalkan 8 jalan mulia, ia sudah cukup sebagai orang baik. Pengikut Buddhisme. Saya rasa benar. Bagi saya sebagai Muslim, untuk apa berkuah kuah teriakan: Kalimatun thayyibatun, rajin ibadah, hafal sekian juz, tapi ekstrem dan teroris. Islam itu prilaku dan amal.
"Konon Romo Hudoyo almarhum, seorang pemuka agama Buddha yang cukup terkenal, sampai wafat KTPnya masih Islam". Wah, ini menarik. Berarti ia dulunya Muslim. Mungkin kecewa juga dan shifting paradigma dan konversi.
"Sewaktu di Jakarta, seorang Pastor Katolik pernah menunjukkan KTPnya kepada saya dan disitu tertulis data: Pekerjaan: Pastor. Agama: Islam". Waaaaw, ini juga. Misteri kehidupan beragama.
Booming Atheisme itu nyata. Selamat datang!
Ayo bernalar dalam beragama! Jauhi ekstremisme.
"Selamat sore Pak Monib. Maaf menggangu ibadah maghrib bapak. Saya mau tanya, gimana cara terbaik untuk bilang ke istri bahwa saya mau pindah agama?" Demikian prolog seseorang di WA sore tadi. Sebut saja Musbud, muslim yang bakal jadi Buddhis. Jujur, saya belum tanya namanya. Padahal, sudah 3 bulan lalu ia berdonasi untuk renovasi gubuk Pak Iwan.
(Banyak Hal Yang Membuat Seseorang Murtad Tanpa Sadar)
Musbud cerita, ada 2 faktor yang bikin dia kecewa berat dan tergerak keluar dari Islam. Pertama; tsunami politik 97-98 yang menerpa rezim Orde Baru yang disertai isu pribumi dan non pribumi. Arek Jawa Timur ini kehilangan teman-teman Tionghoanya.
"Saat itu saya melihat rumah dan toko untuk selamat ditulis "pribumi" dan sajadah digantung di pagar-pagar", kisahnya.
"Saya tak kuat dan marah adanya pemerkosaan pada mereka", lanjutnya.
Kedua; "Saya tingggal di daerah Jakarta yang warga Muslimnya dominan ekstrem Pak. Masjid, shalat Jum'at sampai Idul Fitri pun ceramahnya keras menyerang agama lain. Sampai-sampai saya jauh shalat. Gak kuat isinya. Kafir dan kafir...", verita dia.
"Suatu waktu saya lihat warga Muslim itu berjudi di samping masjid pak. Saya protes ke marbot", kisahnya. "Saya tak tahan lagi sebagai muslim". Duh, berat perasaan orang itu.
"Memang mau milih agama apa?", tanya saya. "Saya mau jadi Buddhis pak", jawabnya.
Sebagai info, jauh sebelum dia kecewa berat, Musbud ini Muslim yang taat ibadah: jamaah, tahajjud, dhuha, witir dan puasa. Anak-anaknya pun dididik doa-doa serta surat-surat pendek. Kini dia kecewa dan tak menikmati lagi.
Saya temani pergulatan batinnya. Saya belum melepasnya konversinya. Kami janjian ngobrol langsung.
KTP Islam Pekerjaan Pastor
Atas posting saya "Saya ingin jadi buddhis" ada banyak respon. Saya membacanya. Menarik berbagai pergulatan dan pergumulan iman yang dialami pemeluk agama. Khususnya Muslim. Dari sekian respon, berikut menarik saya.
"Romo pandhita Padma Vhira Dharma Sogata mengatakan bahwa orang bisa menjadi Buddhis tanpa harus ganti KTP. Bahkan beliau sendiri pernah KTP masih Islam tapi sudah menjadi pemuka agama Buddha". Benar. Saya pernah nulis posting "Muslim Buddhis".
Agama Buddha tak mau repot dengan legalitas dan identitas KTP seseorang. Cukuplah seseorang itu mengamalkan 8 jalan mulia, ia sudah cukup sebagai orang baik. Pengikut Buddhisme. Saya rasa benar. Bagi saya sebagai Muslim, untuk apa berkuah kuah teriakan: Kalimatun thayyibatun, rajin ibadah, hafal sekian juz, tapi ekstrem dan teroris. Islam itu prilaku dan amal.
"Konon Romo Hudoyo almarhum, seorang pemuka agama Buddha yang cukup terkenal, sampai wafat KTPnya masih Islam". Wah, ini menarik. Berarti ia dulunya Muslim. Mungkin kecewa juga dan shifting paradigma dan konversi.
"Sewaktu di Jakarta, seorang Pastor Katolik pernah menunjukkan KTPnya kepada saya dan disitu tertulis data: Pekerjaan: Pastor. Agama: Islam". Waaaaw, ini juga. Misteri kehidupan beragama.
Booming Atheisme itu nyata. Selamat datang!
Ayo bernalar dalam beragama! Jauhi ekstremisme.
Saya Mau Jadi Buddhis Pak, KTP Islam Pekerjaan Pastor
Reviewed by Erhaje88 Blog
on
November 03, 2017
Rating:
No comments:
Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE