Kampanye Wahabi Dan Kayu Bakarnya

Oleh:  Budi Setiawan

Baru saja pulang dari guru saya yang akan bangun pesantren putra dan putri. Dia cerita ada lembaga tertentu yang siap beri dia dana pembangunan 1 Milyar. Kata utusan lembaga itu dananya dari Arab Saudi. Usut punya usut, tidak ada yang gratis dimuka bumi ini. Ada imbalannya.

Ustad saya bilang donatur itu menyediakan kurikulum paham Wahabi yang harus diajarkan di pesantren yang dibantunya tadi. Caranya halus tapi dipastikan lulusan pesantren itu bakal jadi ustad-ustadan yang doyan kopar-kapirin orang sambil teriak bi'dah sana dan sini. Bahkan kepada orang tuanya sendiri.

Dia tolak tawaran itu. Katanya, biarlah saya bangun dengan uang saya sendiri. Sambil jualan sarung. Kita mah orang kampung yang gak mau macem-macem dan tidak mau ikut-ikutan genit untuk dapet duit. Dan katanya lagi, kita musti hati-hati masukin anak ke pesantren. Banyak yang promosikan paham Wahabi.

Sepenggal keterangan beliau itu menegaskan dugaan selama ini bahwa maraknya paham Wahabi negeri ini karena dibiayai Arab Saudi.

Kayu Bakar Wahabi

Saya banyak baca jurnal soal ekspor paham Wahabi yang dibiayai Arab Saudi. Dan sampai pada satu kesimpulan subyektif bahwa dana penyebaran wahabi terkait ambisi Kerajaan Arab Saudi memenangkan dominasi sunni atas Iran yang syiah untuk tujuan ekonomi dan politik kawasan.

Iran juga demikian. Dia menancapkan pengaruh di Lebanon, Irak dan Yaman. Harap diingat Irak sebagian besar syiah namun diperintah oleh sunni. Bayangkan jika Irak diperintah oleh syiah maka akan tercipta aliansi syiah yang sangat luas untuk berhadapan dengan Saudi. Iran dan Irak jika digabung kekayaannya melebihi Saudi.
Jika tercipta aliansi syiah di Irak dan Iran, minoritas syiah di kawasan Teluk termasuk di Arab Saudi akan menjadi gerakan separatis yang berpotensi menghancurkan sistem kerajaan disana. Karena itu pengaruh Iran harus dibendung lewat berbagai cara. Tidak hanya oleh Saudi tapi juga AS dan Israel yang punya kepentingan di kawasan Timur Tengah.

Di dunia internasional, termasuk Indonesia, upaya pengucilan atas Iran juga berlangsung masif. Seorang sahabat mengatakan Kerajaan Arab Saudi tidak senang kita dekat Iran yang bersedia memberi pasokan minyak mentah dengan harga murah. Tidak heran, jika ketua PBNU tidak diundang dalam pertemuan jamuan makan malam dengan Raja Salman ketika melawat ke Indonesia. Masalahnya, NU yang paling menentang paham Wabahi di Indonesia.

Dan konon kabarnya Arab Saudi membiayai kampanye anti syiah yang satu paket dengan ajaran Wahabi. Itu sebabnya, setelah reformasi kita menemukan doktrin anti syiah muncul di Indonesia. Padahal sebelumnya tidak ada isu sunni syiah di Indonesia. Syiah dan sunni di Indonesia hidup damai berdampingan. Tapi kini sangat masif kampanye anti syiah dengan slogan syiah bukan Islam dan sebagainya.
Ini merupakan bukti bahwa Indonesia adalah negara kaya serta penting bagi kawasan dan juga internasional. Karena itu terus digoyang oleh berbagai kepentingan pihak luar. Salah satunya adalah melalui proxy war lewat isu Islam dan anti Islam.

Tangan-tangan asing menggunakan isu sensitif ini agar siapapun yang berkuasa harus tunduk pada kemauan mereka. Saya sepakat dengan penjelasan mantan panglima TNI, Jendera Gatot Nurmantyo bahwa asing mengobok-obok Indonesia lewat cara memecah belah. Lewat

proxy war, asing berharap rakyat Indonesia saling berperang seperti yang terjadi di Yaman. Dan proxy war ini sedang berlangsung di negeri kita.

Sekarang ini kita melihat perang mahzab antar umat Islam di Indonesia. Pertentangan tersebut dimanfaatkan oleh mafia politik dan mafia ekonomi di dalam negeri untuk menggoyang pemerintah dan menguasai negeri ini. Jadi kita dirusak dari dalam supaya NKRI terbelah. Paham kopar kapir dan sedikit-sedikit bid'ah merusak tatanan pemikiran dan landasan Islam di Indonesia yang sangat toleran. Tatanan ini dibangun oleh NU dan Muhammadiyah dengan sangat susah payah tapi berhasil.

Para penceramah yang doyan menyebarkan kebencian, bisa jadi bagian atau proxy asing. Bisa juga tidak. Motif mereka mungkin cuma duit dan popularitas. Demikian juga media yang membesarkannya. Tapi yang jelas, ucapan mereka yang menyebarkan kebencian adalah kayu bakar kualitas tinggi yang akan dipakai mematangkan masakan yang sedang dibuat oleh mereka yang berkepentingan di 2018 dan 2019.

Dan untuk mencegah penetrasi proxy war dengan menggunakan isu Islam adalah menjauhi ustad-ustadan yang menyebarkan kebencian.
Jangan sampai kita jadi pion yang bodoh.