Sidebar Ads

banner image

Menjaga Aswaja NU, Menjaga NKRI (Refleksi Harlah NU ke-92)

Oleh: Halim Al-Fajari


Hampir semua kelompok muslim di Indonesia mengeklaim dirinya Ahlussunnah Waljamaah. Masing-masing dengan corak dan ciri khasnya. Mulai dari yang toleran hingga yang hobi menyerang dan bernuansa ke-Arab-Araban.



NU sejak didirikan tahun 1926 telah memproklamirkan diri sebagai penganut ajaran Islam Aswaja yang memilki karakter toleran dan khas Indonesia. Kekhasan ke-Aswajahan NU dapat dilihat dari sikap yang fleksibel dan mau beradaptasi dengan situasi dan kondisi, tidak mudah mengkafirkan, membid’ahkan atau menyerang kelompok lain yang tidak sepaham sehingga mudah diterima dalam masyarakat.

Dalam bernegara juga tidak kaku. Bisa menerima bentuk negara yang NKRI dan dasar negara Pancasila. Tidak harus negara Islam dan hukum Islam. Bagi NU, dasar negara tidak harus Islam, yang penting dapat melindungi penganut agama-agama yang ada untuk beribadah.

Dalam berpolitik Aswaja NU juga dapat fleksibel dan mandiri. Bukan dari bagian dari kekuasaan, tapi juga bukan bagian mereka yang anti kekekuasaan, sehingga tetap bisa tetap beramar makruf nahi mungkar.

Tidak perlu lagi mempertanyakan kesetiaan NU kepada negara ini. Sejak pra kemerdekaan, masa-masa awal mengisi kemerdekaan, hingga sekarang, kesetiaan itu tidak pernah luntur. NKRI bagi NU sudah final. Sampai kapanpun kita ini tetap mendukung NKRI, Pancasila, Bineka Tunggal Ika, dan UUD 1945.

Dalam perjalanan sejarah, ketika muncul pemberotakan DI/TII, PKI dan bahkan yang terakhir HTI yang berusaha untuk menggantikan negara Pancasila menjadi negara Khilafah, NU tetap setia dan selalu memperjuangkan berdiri tegak NKRI, Pancasila, UUD 45 dan Bineka tungga Ika.

Sikap demikian tentunya tidak bisa lepas dari manhaj dan cara pandang Ahlussunnah Waljamaah ala NU memiliki keluwesan tersendiri dengan budaya masyarakat Indonesia yang multikulturalisme. Tidak mudah mengkafirkan atau membid’ahkan, menerima berbagai perbedaan dan sikap tasamuh (toleran) yang lebih dikedepankan. Maka tidak berlebihan jika menurut KH. Hasyim Muzadi (alm) bahwa “jika NKRI ini mau lestari, gampang, pertahankan dan besarkan NU, NKRI akan aman karena NKRI sebenarnya wujud dari pemikiran para ulama Nahdlatul Ulama”

Selamat Harlah Nahdlatul Ulama ke 92
(1926 – 2018 )


Karangtalok, 29/01/2018
Menjaga Aswaja NU, Menjaga NKRI (Refleksi Harlah NU ke-92) Menjaga Aswaja NU, Menjaga NKRI (Refleksi Harlah NU ke-92) Reviewed by Erhaje88 Blog on January 29, 2018 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.