Setelah browsing komentar orang tentang Islam Nusantara, kesimpulan sementara saya adalah Islam Nusantara hanya bisa dipahami dengan baik oleh orang yang memahami agama secara metodologis (manhaji) dan kontekstual (siyaqi). Biasanya mereka selain paham al-Qur’an dan al-Hadits juga paham ushul fiqh, ushulut tafsir, ushulul hadits, wa qawa’iduhum, dan paham tarikh tasyri’ serta sirah nabawiyah. Mereka adalah kalangan terpelajar dalam agama (mutafaqqih/faqih fiddin).
Bagi mereka yang memahami agama secara tekstual (harfiy) dan jumuud ‘alal manqulaat, dapat dipastikan nalar mereka tidak akan menyentuh episteme Islam Nusantara. Dijelaskan segamblang apapun dan sedalam apapun, nalar mereka tidak akan nyampe. Di sini benar hadits Nabi SAW bahwa ad-diinu huwa al-‘aqlu, laa diina liman laa ‘aqla lahu.
Penting renungkan nasehat Imam Syafi’i radliyallahu ‘anhu:
“Aku mampu berhujah dengan 10 orang yang berilmu, tapi aku pasti kalah dengan seorang yang jahil, karena orang yang jahil itu tidak pernah paham landasan ilmu”.
“Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi. Apabila kamu melayani, maka kamu akan susah sendiri. Dan apabila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati.”
“Sikap diam terhadap orang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan.”
Ini kesimpulan sementara. Semoga tidak salah.
Oleh: KH Dr Marzuki Wahid, Sekretaris Lakpesdam PBNU
http://bangkitmedia.com/kenapa-mereka-tak-mampu-memahami-islam-nusantara/
Gambar: suaraislam.co
Bagi mereka yang memahami agama secara tekstual (harfiy) dan jumuud ‘alal manqulaat, dapat dipastikan nalar mereka tidak akan menyentuh episteme Islam Nusantara. Dijelaskan segamblang apapun dan sedalam apapun, nalar mereka tidak akan nyampe. Di sini benar hadits Nabi SAW bahwa ad-diinu huwa al-‘aqlu, laa diina liman laa ‘aqla lahu.
Penting renungkan nasehat Imam Syafi’i radliyallahu ‘anhu:
“Aku mampu berhujah dengan 10 orang yang berilmu, tapi aku pasti kalah dengan seorang yang jahil, karena orang yang jahil itu tidak pernah paham landasan ilmu”.
“Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi. Apabila kamu melayani, maka kamu akan susah sendiri. Dan apabila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati.”
“Sikap diam terhadap orang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan.”
Ini kesimpulan sementara. Semoga tidak salah.
Oleh: KH Dr Marzuki Wahid, Sekretaris Lakpesdam PBNU
http://bangkitmedia.com/kenapa-mereka-tak-mampu-memahami-islam-nusantara/
Ini Alasan Kenapa Mereka Tak Mampu Memahami Islam Nusantara
Reviewed by Erhaje88 Blog
on
August 06, 2018
Rating:
Reviewed by Erhaje88 Blog
on
August 06, 2018
Rating:
“Aku mampu berhujah dengan 10 orang yang berilmu, tapi aku pasti kalah dengan seorang yang jahil, karena orang yang jahil itu tidak pernah paham landasan ilmu”.
ReplyDeletejudi poker