Sidebar Ads

banner image

Menabung di Bank Bukannya Untung Malah Buntung, Koq Bisa? Ini Penjelasannya

Gerakan Indonesia Menabung dicanangkan pertama kali pada 20 Pebruari 2010 oleh Presiden Indonesia dan Gubernur bank Indonesia. Harapannya adalah agar masyarakat sadar keuntungan menabung. Sekecil apapun, sisihkan untuk menabung agar kelak harta yang ditabung bisa dimanfaatkan.

Gerakan ayo menabung ditanamkan mulai anak anak sedini mungkin. Tujuannya diantaranya adalah mendidik anak anak berhemat dan bisa bertanggungjawab dalam menggunakan uang. Dan yang paling pokok dalam menabung adalah mendapatkan hasil banyak dari jerih payahnya mengumpulkan recehan selama sekian tahun.

Celengan bentuk ayam dari tanah liat/sumber gambar: google image

Akan tetapi impian itu sirna manakala seseorang menabung di bank. Mengapa bisa demikian? Salah satu penyebabnya ialah biaya administrasi yang dipotong dari rekening jauh lebih besar daripada hasil bunga yang didapat selama menabung. Pendek kata: "menabung di bank, berharap untung justru buntung".

Pakar keuangan, Poltak Hotradero, dalam cuitannya di akun twitter @hotradero, menjelaskan secara rinci sebab - sebab berkurang saldonya saat menabung dan membahas berapa kisaran saldo tabungan agar bunganya impas dengan biaya administrasi dan biaya pajak penghasilan (PPh) tabungan.


Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut mengatakan di zaman ekonomi digital seperti sekarang ini, besaran administrasi rekening ditambah biaya administrasi kartu di perbankan Indonesia membebani nasabah. Ditambah lagi, suku bunga simpanan yang sangat rendah tidak bisa menutup besarnya potongan administrasi tersebut.

“Dengan hitungan sederhana, bila saldo di tabungan Anda tidak sampai Rp23 juta, maka bunga yang diperoleh tidak akan cukup menutup biaya administrasi rekening dan biaya administrasi kartu. Anda tekor dan bank dapat duit gratisan,” tulid Poltak di Twitter.

Bank di Indonesia memang masih membebankan biaya administrasi kepada nasabah. Kisarannya bervariasi mulai dari Rp13.000-Rp21.000. BNI misalnya, mengenakan biaya administrasi per bulan Rp11.000 kepada nasabahnya. Biaya itu harus ditambah dengan biaya administrasi kartu ATM setiap bulannya dengan kisaran antara Rp2.000-Rp10.000.

Bank BUMN lain seperti BRI, Mandiri dan juga BTN. BRI membebankan biaya administrasi sebesar Rp11.000-Rp12.000 setiap bulan. Jumlah itu harus ditambah dengan biaya administrasi kartu yang sebesar Rp3.000-Rp6.500 per bulan. Totalnya jadi Rp14.000-Rp18.500.

Bank Mandiri membebankan biaya administrasi rekening sebesar Rp12.500 setiap bulan, lalu ditambah biaya administrasi kartu ATM sebesar Rp4.500-Rp8.500 per bulan tergantung jenis kartu yang digunakan nasabah. Sedangkan BTN hanya membebankan nasabah dengan biaya administrasi saja sebesar Rp12.500 tanpa ada biaya administrasi kartu.

Bank swasta nasional terbesar di Indonesia yaitu BCA membebankan biaya administrasi rekening. Besarannya tergantung jenis kartu ATM yang digunakan nasabah. Nominalnya bervariasi antara Rp15.000, Rp17.000, sampai dengan Rp20.000.

Besaran biaya administrasi diatas tidak sebanding dengan besaran bunga yang
diperoleh nasabah. Jika saldo nasabah kurang dari Rp1 juta, maka tidak akan ada bunga tabungan yang didapat. Justru buntung (kerugian) yang akan didapatkannya. Sedangkan untuk saldo antara Rp1 juta-Rp50 juta, besaran bunga yang diperoleh juga cukup kecil.

BNI dan Bank Mandiri misalnya, memberikan bunga simpanan tabungan sebesar 0,70 persen setiap tahunnya. Sedangkan BRI memberikan bunga sebesar 0,60 persen kepada nasabah per tahun. BTN memberikan bunga tabungan berkisar antara 0,25 persen sampai dengan 1 persen setiap tahun. Sedangkan BCA yang merupakan bank swasta nasional terbesar di Indonesia hanya memberikan bunga simpanan sebesar
0,35 persen per tahun.

Cara menghitung besaran bunga yang
diperoleh nasabah pemegang rekening tabungan maupun deposito cukup mudah. Pertama, cari tahu besaran bunga yang diberikan oleh perbankan. Selanjutnya, dikurangi dengan pajak penghasilan sebesar 20 persen. Ini sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 131 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia. Lihat selengkapnya >> (PDF)

Pasal 2 PP Nomor 131 Tahun 2000 menyebutkan, atas penghasilan berupa bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dalam negeri serta bentuk usaha tetap dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan final sebesar 20 persen dari jumlah bruto, dalam hal jumlah deposito dan tabungan serta Sertifikat Bank Indonesia tersebut lebih dari Rp7,5 juta dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah.

Dengan begitu mari kita hitung berapa nominal saldo yang harus kita miliki di rekening tabungan agar impas dengan besaran potongan biaya administrasi tersebut. Agar lebih memudahkan, asumsikan saja besaran biaya administrasi di setiap bank sama rata sebesar Rp15.000. Namun, besaran bunga yang kita hitung tetap berbeda-beda, merujuk besaran yang diberikan masing-masing bank.

(Sumber gambar: tirto.id)

Ambil contoh BNI dan Bank Mandiri yang masing-masing memberikan bunga simpanan sebesar 0,7 persen setiap tahun. Jika ingin mendapat bunga bersih sebesar Rp15.000 setara biaya administrasi, maka hitungannya adalah Rp15.000 dikali dengan 12 bulan, hasilnya Rp180.000. Angka tersebut kemudian dibagi dengan 0,70 persen. Hasilnya adalah Rp25,71 juta.

Nah, jika harus dikurangi dengan beban bunga tabungan yang sebesar 20 persen, maka cara menghitungnya adalah 0,70 persen dikali dengan 20 persen, hasilnya 0,0014. Selanjutnya, bunga 0,70 persen dikurangi dengan 0,0014 tersebut, dan menghasilkan 0,0056 atau 0,56 persen. Kemudian hitungan akhir adalah 1 dibagi 0,56 persen, hasilnya 178,57 dikalikan Rp180.000, menghasilkan Rp32,14 juta.

Penjelasan diatas bisa jadi jawaban mengapa saat kita menabung sedikit demi sedikit di bank tidak pernah jadi 'bukit', justru berakhir hati sakit.

Semuanya kembali kepada kebutuhan dan kesanggupan masing-masing nasabah. Namun, apalah artinya menabung, jika saldo di tabungan bukan bertambah tapi justru berkurang terutama bagi yang tabungannya pas-pasan.

Pembahasan lengkap dan alasan para bankir mengapa biaya administrasi dibebankan kepada nasabah, baca di link bawah berikut ini:
https://tirto.id/kenapa-menabung-di-bank-bukannya-untung-malah-buntung-da9c
Menabung di Bank Bukannya Untung Malah Buntung, Koq Bisa? Ini Penjelasannya Menabung di Bank Bukannya Untung Malah Buntung, Koq Bisa? Ini Penjelasannya Reviewed by Erhaje88 Blog on December 07, 2018 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.