Sidebar Ads

banner image

Ketua Umum PBNU Ungkap Alasan 4 Aliran Radikal Masuk di Indonesia

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj, mengungkap empat macam aliran radikal yang masuk ke Indonesia sejak ‘80-an. Keempat aliran itu memiliki tingakatan radikal berbeda, sedangkan yang paling radikal adalah yang masuk terakhir, yakni Takfiri.

Pertama, Wahabi. Aliran ini masuk secara perlahan sejak ‘80-an dengan teologinya yang radikal, tapi tidak tindakannya. Kelompok ini menilai perayaan Isra’ Mi’raj adalah bid'ah, Maulid Nabi SAW bidah, dan ziarah kubur musrik. Tapi kelompok ini menyampaikan hal yang dianggap bid 'ah itu secara santun. Tanpa caci maki.


"Saya tahu persis, dari sananya ulama Wahabi memang melarang caci maki," kata Said ketika menjadi pembicara dalam seminar bertajuk 'Selamatkan Indonesia dari Radikalis, Teroris, dan Separatis' di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (12/9).

Kedua, Salafi. Aliran yang datang dari Yaman ini lebih keras dari pada Wahabi karena mulai menggunakan caci maki. Kelompok yang mengikuti aliran ini berkeinginan melaksanakan purifikasi ajaran Islam.

Ketiga, Jihadi. Aliran ini lebih radikal dan bahkan bisa disebut ekstrem jika dibandingkan dengan dua aliran sebelumnya. "Jihadi menghalalkan membunuh non-Muslim dan menghancurkan tempat ibadahnya," kata ulama asal Cirebon itu.

Keempat, Takfiri. Takfiri adalah puncak yang paling sempurna dari radikalisme. Aliran ini, kata dia, dibentuk Syukri Ahmad Mustofa pada 1969 di Mesir.

"Aliran ini menganggap semua orang kafir, kecuali mereka saja yang tidak kafir. Mereka yang membunuh Presiden Mesir Anwar Sadad pada 3 Oktober 1981, membuhuh Menteri Agama Mesir Syekh Husein dan membunuh wartawan Yusuf," terang Kiai Said.

Kelompok Takfri ini sebenarnya sudah dihabisi Presiden Mesir Hosni Mubarak, tapi banyak yang berhasil kabur ke Semenajung Sinai. Mereka berembunyi di gua-gua dan lembah-lembah.

Alhasil, pengikut aliran Takfiri ini kembali melancarkan aksinya sekitar setengah tahun yang lalu. "Mereka meledakkan bom ketika sedang shalat Jumat dan menewaskan 380 orang," katanya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan alasan mengapa Indonesia juga menjadi sasaran kelompok Takfiri. Kelompok ini di Indonesia sama dengan di tempat asalnya, yakni mengangaggap semua orang, kecuali mereka, adalah kafir. Bahkan, NU dan Muhammadiyah juga dianggap kafir.

"Mengapa? Karena kita dianggap negara yang tidak Islam. Mendukung Pancasila dan UUD 45 itu thaghut dan berhala bagi mereka," ucapnya.

Tak hanya itu kelompok ini juga menjadikan produk hukum Indonesia sebagai alasan mengkafirkan. Sebab, menurut mereka, memakai hukum dari hasil olah pikir manusia adalah tindakan kafir.

"Persis dengan cara berpikirnya Abdur Rahman bin Muljam yang membunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan dalih tidak melaksanakan hukum Allah. Ali itu dianggap kafir karena kalau mau memutuskan masalah selalu bermusyawarah dulu dengan sahabat. Bagi mereka itu bukan hukum Islam, (tapi) hukum manusia," tutur alumni pesantren Lirboyo, Kediri tersebut.

https://m.republika.co.id/amp_version/pxqvuo320
Ketua Umum PBNU Ungkap Alasan 4 Aliran Radikal Masuk di Indonesia Ketua Umum PBNU Ungkap Alasan 4 Aliran Radikal Masuk di Indonesia Reviewed by Erhaje88 Blog on September 14, 2019 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.