Orang Aswaja itu percaya takdir dan ketentuan Allah, tapi juga membuka ruang ikhtiar.
Kita bukan Mu’tazilah (free-will) tapi juga bukan Jabariyah (menyerahkan total semuanya kepada Allah tanpa usaha).
Jadi ini bukan masalah lebih takut corona ketimbang takut Allah. Ini sih jabariyah.
Kita juga tidak mau hanya percaya pada ikhtiar semata dan menafikan pentingnya doa dan berserah diri pada Allah. Ini sih Mu’tazilah.
Aswaja itu berimbang dan tengah-tengah (tawassuth). Doa dan ikhtiar berjalan beriringan. Karena itu kalau ada acara keramaian dibatalkan atau dimodifikasi teknis pelaksanaannya itu bukan karena kita tidak lagi percaya ketentuan Allah. Ini justru sikap murni orang Aswaja.
“ Bukannya tanpa ada Corona pun semua akan mati?”. Iya benar, kalau begitu apa kita gak boleh hidup sehat dengan menghindari sakit dan berobat jika sakit? Hayooo...???
“ Nanti juga sembuh sendiri yang sakit korona”. Kalau gitu sih, api kebakaran juga akan padam sendiri. Tapi apa menunggu sampai satu kampung terbakar?
Aswaja tidak akan membenturkan takdir dan ikhtiar; ketentuan Allah dan usaha manusia. Semuanya dilakukan secara proporsional dan bersamaan.
(Nadirsyah Hosen)
Kita bukan Mu’tazilah (free-will) tapi juga bukan Jabariyah (menyerahkan total semuanya kepada Allah tanpa usaha).
Jadi ini bukan masalah lebih takut corona ketimbang takut Allah. Ini sih jabariyah.
Kita juga tidak mau hanya percaya pada ikhtiar semata dan menafikan pentingnya doa dan berserah diri pada Allah. Ini sih Mu’tazilah.
Aswaja itu berimbang dan tengah-tengah (tawassuth). Doa dan ikhtiar berjalan beriringan. Karena itu kalau ada acara keramaian dibatalkan atau dimodifikasi teknis pelaksanaannya itu bukan karena kita tidak lagi percaya ketentuan Allah. Ini justru sikap murni orang Aswaja.
“ Bukannya tanpa ada Corona pun semua akan mati?”. Iya benar, kalau begitu apa kita gak boleh hidup sehat dengan menghindari sakit dan berobat jika sakit? Hayooo...???
“ Nanti juga sembuh sendiri yang sakit korona”. Kalau gitu sih, api kebakaran juga akan padam sendiri. Tapi apa menunggu sampai satu kampung terbakar?
Aswaja tidak akan membenturkan takdir dan ikhtiar; ketentuan Allah dan usaha manusia. Semuanya dilakukan secara proporsional dan bersamaan.
(Nadirsyah Hosen)
Bagaimana Orang NU Menyikapi Covid-19?
Reviewed by Erhaje88 Blog
on
March 16, 2020
Rating:
No comments:
Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE