Sidebar Ads

banner image

Antara NU dan Ahok




Pengguna media sosial seperti facebook dan twitter ternyata paling banyak adalah orang orang yang notabene gampang membully dan mudah terprovokasi oleh media. Khusus untuk ormas NU, ormas ini paling sering dihina dicaci bahkan kerap mendapat fitnahan yang samasekali tidak ada buktinya.

 Yang terbaru adalah kabar kunjungan Ahok ke kantor PBNU. Dalam kunjungannya, Ahok didampingi Djarot beserta rombongan disambut oleh ketua umum PBNU, KH Said Aqil Siradj.

 Media online langsung berseliweran di sosial media dengan ulasannya sendiri sendiri tanpa tahu (atau meman tidak mau tahu).
 pengguna medsos pun berkomentar nyinyir kepada NU, terutama pada KH Said Aqil Siradj. Ada apa sebetulnya antara NU dengan Ahok?
  NU tidak mau ikut demo terkait kasus Ahok, NU dikatakan Ahoker. Ahok berfoto bareng jajaran pengurus di kantor PBNU, NU dicap Ahoker. NU berfatwa mengenai kepemimpinan, dikatakan fatwa titipan. Na'udzubillah...

Jika kita mau objektif, bukan Ahok saja yang datang ke kantor PBNU. Sebelumnya juga ada dua pasangan calon gubernur DKI yang sowan ke PBNU (tentu dengan niatnya masing-masing).
Agus - Silvi datang pada 7 Oktober 2016 dan
Anies - Sandi kunjungi PBNU pada Selasa (14/03/2017). kebetulan saja Ahok dan Djarot sowan ke PBNU paling akhir. Nah pertanyaanya, jika seorang Ahok datang (sebagai tamu) ke PBNU harus diusir gitu?

 Ini yang harus kita pahami, NU tidak ikutan demo apalagi sampai berjilid-jilid dikarenakan suasana pilkada. NU tidak ingin memperkeruh keadaan, NU tidak mau terseret segala kepentingan.
 Ormas yang didirikan oleh para ulama ini berusaha menempatkan diri sebagai penyeimbang dan penjaga. NU berusaha untuk selalu konsisten dalam berkebangsaan. KH Said Aqil Siradj pernah berujar bahwa untuk menjadi tawassuth, moderat, resikonya di gebuki kanan kiri. Paling mudah itu menjadi kanan atau kiri.

 Jadi antara NU dengan Ahok tidak ada hubungannya samasekali. Sebaliknya, Ahok, Anies serta Agus Yudhoyono yang butuh NU.

Dari penjelasan diatas sebetulnya sudah bisa kita simpulkan senditi sendiri. Pendeknya, mau pilih Anies, Ahok, atau kepingin pilih Agus lagi (seandainya saja) silahkan saja. Bahkan tidak pilih salah satunya pun tidak ada masalah. NU terlalu premium untuk diseret-seret kepentingan pilkada. Yang namanya bupati atau gubernur, sudah banyak kader NU duduk di sana. Bagi NU hal itu tidak gumun/kaget.
 Gus Dur sang 'icon' NU dulu dilucuti dari kursi RI 1, para Nahdliyin cool kok, kursi presiden lho yang direbut dari tangan cucu pendiri NU. Lha ini cuma rebutan gubernur, yang rebutan juga tidak ada hubungan spesial dengan NU. Baik Anies Baswedan, Agus Yudhoyono, apalagi Ahok, bukan kader NU, ngapain NU harus repot? Jadi, NU terlalu keren untuk ikut heboh pemilu DKI.

Siapapun yang terpilih, semoga membawa kemajuan bagi Jakarta beserta masyarakatnya. Semoga pendukung masing-masing lekas rukun damai. (Dimas C.)
Antara NU dan Ahok Antara NU dan Ahok Reviewed by Erhaje88 Blog on April 12, 2017 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.