Sidebar Ads

banner image

FPI, Jangan Kau Kacaukan Pekalongan Yang Sudah Hidup Rukun



Oleh: Ahmad Tsauri


Siang tadi usai shalat Jumat (5/05/2017), FPI mengatasnamakan GNPF MUI berdemo di depan masjid jami' Kauman, Pekalongan. Saya tidak mengerti bagaimana api kebencian itu terus menerus dinyalakan.


Tidak ada Rahmat dan kasih sayang terhadap sesama, yang ada amarah dan sikap intimidatif. Yang mengatakan Ahok bersalah hanya segelintir orang dari Muhammadiyyah, dan yang lainnya anggota ormas-ormas gurem.

Kenapa tidak mendengar suara mayoritas, ulama beneran yang tidak punya agenda politik yang mengatakan "tidak terjadi penistaan".

Elit-elit yang bercokol di GNPF MUI menjadikan kasus ini alat untuk menyebar api kebencian kemana-mana. Termasuk kota Pekalongan yang siang dan malam dipenuhi berbagai majlis syiar agama.
(Jangan kalian kacaukan kota Pekalongan dengan ulahmu. Kami sudah lelah dengan kerusuhan yang terjadi pada 98 di Pekalongan.)

Komponen syariat ini mempunyai puluhan bab, dari sekian banyak hanya hudud wal jinayat, rajam, potong tangan yang tidak diberlakukan. Jadi Syariah yang mana lagi yang diperjuangkan?

Saya mengikuti detail awal pendudukan bangsa Yahudi di tahun 40an, upaya-upaya rekonsiliasi antara mereka di Palestina, awal mula berdirinya Pakistan, Hancur leburnya Afganistan, dan terakhir kita saksikan bersama Irak, Siria, Libiya, yang membuat bangsa-bangsa itu tak bisa bersatu adalah bercokolnya oknum-oknum yang so nyariat dan so memperjuangkan syariat seperti FPI.

Ada banyak ajaran syariat yang harus diamalkan oleh invidividu kita masing-masing. Dari sekian banyak itu kita tidak mempunyai cukup banyak waktu untuk mengamalkan sebagian kecilnya sekalipun. Jadi aneh sekali kalau masih punya waktu untuk berteriak-teriak di jalan untuk menegakan syariat.

Tolong jawab syariat yang mana yang belum ditegakkan? Syariat yang belum ditegakkan hanya ada dalam imajinasimu saja yang sempit.

Setiap dari kita hanya bisa mengamalkan sedikit saja dari luasnya samudera syariat itu. Setiap hari kita hendak dan bangun tidur membaca doa itu Syariah, masuk ke kamar mandi dengan kaki kiri keluar kaki kiri itu syariat, mengunjungi orang yang sakit, membantu yang berkekurangan itu syariat, menikah dan bercerai itu syariat, bekerja dan berkreativitas itu syariat.

Kenapa syariat selalu dipahami untuk menghakimi orang lain, bukan untuk menempa diri sendiri.

Seperti Anda sebagai muslim di Jakarta, di Pekalongan atau di manapun bisa berteriak Allah Akbar dan mengangkat pedang, demikian juga Kristen di Papua, Maluku, Ambon, Nias, atau Hindu di Bali juga bisa melakukan hal yang sama dengan Anda. Jangan dikira hanya Anda yang bisa.

Jika umat agama lain melakukan provokasi kepada umatnya sebagaimana Anda memprovokasi umat Islam, Anda paham kan apa yang akan terjadi dengan NKRI hasil jerih payah para pendiri bangsa ini?


FPI, Jangan Kau Kacaukan Pekalongan Yang Sudah Hidup Rukun FPI, Jangan Kau Kacaukan Pekalongan Yang Sudah Hidup Rukun Reviewed by Erhaje88 Blog on May 05, 2017 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.