Sidebar Ads

banner image

Videonya Jadi Viral, Adhyaksa Dault Bantah Pendukung HTI dan Anti Pancasila

"Mengenai khilafah islamiyah itu memang ada hadistnya, tapi khilafah yang saya maksud adalah khilafah islamiyyah yang rosyidah, bukan khilafah yang berarti meniadakan negara, bukan khilafah versi Hizbut Tahrir, apalagi ISIS dan sebagainya" (Adhyaksa Dault)



Merasa videonya saat di wawancarai seorang yang mengenakan baju HTI Channel jadi viral, Adhyaksa Dault membantah
melalui siaran persnya.
 Dalam siaran persnya diunggah di youtube pribadinya ia membantah tuduhan pendukung anti Pancasila dan HTI. Ia berkilah hadir dalam acara yang digelar oleh HTI tersebut sebagai undangan, bukan sebagai pendukung HTI.
 Berikut bantahan yang ia tulis di deskripsi video yang ia unggah di youtube:

"Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Salam Pramuka.

Saya Adhyaksa Dault, Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Periode 2013-2018. Saya ingin menyampaikan, sehubungan dengan adanya video akhir-akhir ini yang diviralkan, di mana video itu diambil tahun 2013 pada sebuah acara Hizbut Tahrir Indonesia, di mana saya hadir sebagai undangan.

Saya tegaskan lagi, saya hadir sebagai undangan, bukan sebagai anggota, bukan juga sebagai simpatisan. Saya hanyalah undangan bersama tokoh-tokoh lainya, dan kemudian itu diviralkan, saya dituduh anti-pancasila. Kemudian berkembangkah berbagai macam untuk mendiskreditkan saya.

Saya tegaskan bahwa sekali lagi saya kalau dituduh anti-pancasila, naif buat saya. Tolong cek riwayat hidup saya. Tolong cek kiprah saya. Sejak saya mahasiswa, Ketua Senat Mahasiswa, kemudian saya masuk organisasi. Saya masuk kemudian KNPI.

Saya Ketua KNPI Jakarta Pusat, saya Ketua KNPI Jakarta, saya Ketua Umum DPP KNPI, sampai saya kemudian menjadi Menpora 5 tahun. Semua kursus sudah saya lalui. Saya ikut bela negara, kader P4 tingkat nasional, saya ikut Tarpadnas, saya ikut kursus Suspadnas, bahkan Lemhanas pemuda sudah saya ikuti.

Apakah betul, dan sungguh kejinya kalau saya dituduh anti-pancasila dan UUD 1945. Saya ingin tegaskan, bahwa ketika saya jadi Ketua Umum KNPI tahun 1999, ketika awal-awal reformasi orang berbicara tentang bentuk negara yang akan berubah di negara serikat ataupun negara federasi.

Saya mengambil inisiatif sebagai Ketua Umum DPP KNPI waktu itu, saya kumpulkan para tokoh-tokoh nasional yang ada di Indonesia di Jakarta pada saat itu. Hadir Pak Susilo Bambang Yudhoyono, hadir Pak Wiranto, hadir Almarhum Bang Ali Sadikin, hadir Pak Amien Rais, bersama-sama membubuhkan tanda tangan, AM Fatwa dan sebagainya.

100 tokoh untuk kebulatan tekad NKRI harga mati.Dan saya minta kepada saudara saya, Dharma Oratmangun, membuat sebuah lagu berjudul JANGAN ROBEK MERAH PUTIHKU.

Itu awal reformasi. Dan tanda tangan itu terpatri di DPP KNPI. Hanya karena saya hadir di acara perhelatan Hizbut Tahrir, yang saya pikir dalam benak saya adalah gerakan dakwah. Kemudian saya dituduh anti-pancasila.

5 Tahun saya jadi Menpora, saya lakukan setiap hari jumat, boleh tanyakan kepada karyawan yang masih hidup di sana yang pernah saya pimpin, setiap jumat wajib mengaji. Dan pada saat setiap jumat, wajib juga melakukan kebaktian retreat di kantor yang sama.

Bahkan absennya saya periksa sendiri. Koordinator kebaktian waktu itu adalah Prof. Dr. James Tangkudung, masih hidup orangnya. Saudara saya, speech writer saya, Viktus Murin Sekjen GMNI ketika itu; pemuda katolik ketika itu; tanyakan kepada mereka.

Dan setiap tahun dari gaji saya, saya potong, saya ambil, saya kumpulkan, saya berikan kepada 2 orang untuk naik haji, 1 orang yang katolik saya kirimkan ke Lourdes, 1 orang yang kristen saya kirimkan ke tanah suci mereka di Yerussalem.

Apa kurang NASIONALIS REGILIUS lagi saya, sehingga saya dituduh anti pancasila.

Clear bagi saya. Saya ingin menjelaskan kepada teman-teman, adek-adek Pramuka di mana pun berada. Sabarlah, sadarlah, bahwa zaman ini adalah zaman era keterbukaan, fitnah berseliweran di mana-mana.

Kalau ada gerakan yang merongrong pancasila, mengganti Undang-Undang Dasar 1945, kami Pramuka duluan di depan menghadapi mereka.

Ingat itu. Sejarah bangsa ini, pancasila ini luar biasa dibikin oleh para leluhur bangsa kita, para founding bangsa kita. Dan selama saya menjabat sebagai Ketua Pramuka, tolong cek, telusuri melalui internet, telusuri melalui medsos apa yang kami lakukan.

Setiap tanggal 1 Juni (hari) pancasila kami lakukan pertemuan besar-besaran, kami lakukan pentas teater, membacakan puisi, dihadiri oleh bapak Try Sutrisno, masih hidup beliau, masih sehat beliau, setiap tahun kami berdiskusi di rumah beliau supaya bagaimana Pramuka ini menjadi garda terdepan bagi anasir-anasir, para komunis, para ekstrim yang akan merubah dasar negara kita, KITA PALING DEPAN.

Mengapa sekarang saya justru dituduh sebagai orang yang anti-pancasila.

Naudzubillahi min dzalik.

Sebagai seorang yang NASIONALIS RELIGIUS, saya pasti mendukung setiap gerakan keagamaan yang membangun jiwa generasi muda Indonesia.


Tapi kalau sudah berubah untuk mengganggu dan mengganti pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, kita Pramuka akan berada di paling depan.


KAMI KELUARGA PEJUANG. Kakek kami pejuang, adek kakek kami dibunuh karena mempertahankan pancasila di Sulawesi. Bahkan keluarga kakek kami mengibarkan bendera merah putih tanggal 30 Januari 1945.

Bagaimana kami bisa mengkhianati pancasila, sementara keluarga istri saya sendiri keluarga TNI, keluarga polisi, keluarga jaksa.

Kata-kata saya camkan baik-baik. Kenikmatan yang Tuhan berikan pada bangsa ini setelah KEIMANAN adalah TANAH AIR INDONESIA.

Oleh karena itu, tegas saya katakan sekali lagi, STOP PARA PROVOKATOR-PROVOKATOR yang mencoba untuk mengambil, mengeruk di air yang keruh itu, keuntungan-keuntungan dan mendiskreditkan saya."


 Dalam wawancaranya kepada detik pada Selasa, 2/05/2017 ia menegaskan khilafah yang dimaksud dalam video wawancaranya adalah bukan khilafah model HTI.
"Mengenai khilafah islamiyah itu memang ada hadistnya, tapi khilafah yang saya maksud adalah khilafah islamiyyah yang rosyidah, bukan khilafah yang berarti meniadakan negara, bukan khilafah versi Hizbut Tahrir, apalagi ISIS dan sebagainya. Terkait video itu, harus dilihat juga tempat dan waktu saya berbicara, itu video empat tahun lalu. Sekarang tahun 2017, artinya video tersebut tidak relevan," Kilahnya.

Berikut ini dua video Adhyak Dault saat hadir di acara HTI pada 2013 dan video bantahannya yang diunggah ke youtube pada 3 Mei 2017:



Adhyaksa Dault Pendukung Khilafah? Ini... oleh erhaje88


Adhyaksa Dault- saya tolak semua gerakan yang... oleh erhaje88

Kami tunggu komentar anda...
Videonya Jadi Viral, Adhyaksa Dault Bantah Pendukung HTI dan Anti Pancasila Videonya Jadi Viral, Adhyaksa Dault Bantah Pendukung HTI dan Anti Pancasila Reviewed by Erhaje88 Blog on May 04, 2017 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.