Sidebar Ads

banner image

Antara Karāmah, Khawāriq dan Jalan Allah

"Janganlah tertipu dengan dengan berbagai kesaktian atau hal yang luar biasa, karena ini bukanlah standar kecintaan Allah"

Syeikh Ali Jumu'ah

Memang karāmah dan khawāriq al-`ādah sama-sama perbuatan yang di luar kebiasaan manusia (kesaktian), namun perbedaan mendasarnya adalah karāmah termasuk bentuk kemulian yang Allah berikan untuk para wali-Nya, sedangkan khawāriq al-`ādah adalah kesaktian yang Allah tampakkan melalui orang yang tidak Ia cintai.

Banyak sekali orang non-muslim di pegunungan Tibet atau lainnya yang mampu terbang, membaca pikiran dan menebak kehidupan seseorang. Seluruh khawāriq al-`ādah ini bisa jadi murni pemberian Allah (tanpa ada usaha) atau mereka dapatkan melalui usaha keras. Namun pastinya mereka tidak pernah bisa mensyukurinya, karena langkah pertama syukur adalah beriman kepada Allah.

Janganlah tertipu dengan dengan berbagai kesaktian atau hal yang luar biasa, karena ini bukanlah standar kecintaan Allah atau inti Islam atau dasar utama dalam perjalanan menuju Allah. Ya, bisa saja Allah menganugerahi hal ini padamu saat kamu taat menuju Allah. Namun jangan berpaling dari Allah. Apa sih artinya terbang atau mengapung, sementara semua orang bisa terbang dengan pesawat dan mengapung dengan kapal?!!

Teruslah dalam perjalanan menuju-Nya dengan zikir, tarbiah (mendidik jiwa) dan khalwat. Ini jalan Allah.
Dikisahkan bahwa Umar bin Khattab -radhiallahu `anhu- mendengar bahwa ada seorang Yahudi di Madinah yang bisa melihat dari balik dinding. Umar penasaran dan langsung pergi menemuinya sambil membawa pedang. Beliau mengetuk pintu, dan si Yahudi langsung berkata dari dalam rumah:

"Atas dasar apa kamu mau membunuhku wahai Umar??. "Ia langsung tahu.

Umar berkata:
" Bukalah pintu, kamu aman".

Setelah dipersilahkan masuk, Umar bertanya:

"Apa rahasianya? Bagaimana caramu bisa melakukan hal ini?"

Si Yahudi menjawab:
"Rahasianya adalah: setiap kali saya akan melakukan sesuatu saya pasti menawarkannya kepada hawa nafsuku, jika ia menyukainya pasti saya tidak akan melakukannya, namun jika ia membencinya maka saya pasti akan melakukannya."

Umar berkata:
" Jadi ini karena kamu melawan hawa nafsu. Kalau begitu saya mengajakmu untuk masuk Islam, niscaya kamu akan menjadi orang baik yang dicintai Allah."

Si Yahudi berkata:
"Berikan saya waktu tiga hari untuk berpikir matang sebelum mengambil keputusan."

Kemudian si Yahudi mendatangi Umar dan menyatakan ia telah memilih masuk Islam.
Dengan penuh syukur, Umar bertanya kepadanya:
" Apa yang membuatmu meyakini Islam?"

Ia menjawab: "Saya tawarkan Islam kepada hawa nafsuku, dan ia langsung menolaknya dengan keras!! Dan saat itu juga saya yakin bahwa Islam adalah Agama yang benar. Saya tidak ragu untuk masuk Islam."

• Maulana Syaikh Ali Jum’ah
(Sabîlu al-Mubtadiîn, hal: 184-185)
Antara Karāmah, Khawāriq dan Jalan Allah Antara Karāmah, Khawāriq dan Jalan Allah Reviewed by Erhaje88 Blog on June 08, 2017 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.