NU Garis Lurus Kejang-Kejang Oleh Pernyataan Ketua LDNU, Berikut Penjelasannya

Baru-baru ini pernyataan KH Maman Imanulhaq Ketua Lembaga Dakwah PBNU, membuat kaum Wahhabi dan FPI yang ngaku-ngaku NU yang bersembunyi dibalik FP NU GL, gagal paham.
Mereka beramai-ramai menghujat Ketua LDNU dengan tuduhan Kyai Liberal pengajak ke Jalan Neraka, karena statmennya yang membuat mereka gagal paham dan tidak bisa memahami makna dan hakekat pernyataan beliau, saya maklumi itu, karena memang kenyataannya kelompok Wahhabi dan NU GL meskipun kebanyakan Alumni Pesantren tapi Ilmunya tidak membawa manfaat barokah sehingga ilmunya hanya digunakan untuk menghujat dan menghakimi orang yang tidak sepaham dengannya.

Berikut pernyataan lengkap KH Maman Imanulhaq yang disorot oleh mereka pada acara Kick Endy di MetroTV.

“Agama itu akan dilihat dari apa yang kita kerjakan, jangan lihat apa agamamu, tapi lihat apa yang dikerjakan temanmu pada saat itu, orang yang jujur, orang yang sholeh punya solidaritas sosial, punya dedikasi dan punya royalitas, apapun Agamanya, dia akan mendapatkan tempat yang terbaik disisi Alloh SWT, kita di Indonesia punya dua tanggung jawab, tanggung jawab Agama dan tanggung jawab Nasionalisme, makanya kalau ada kalimat Hubbul Wathon Minal Iman, Itu terjemah yang terbaik adalah, Nasionalisme adalah Bagian dari Komitmen keimanan”

Kalimat diatas, menurut hemat saya tidak ada yang salah, bahkan beliau itu menyampaikan didepan Publik dengan tujuan bahwa semua agama mengajarkan kebaikan dan semua agama menurut keyaqinan masing-masing penganutnya siapapun yang melakukan kebaikan maka kelak ia akan ditempatkan ditempat yang mulia disisi tuhannya.
Kenapa KH Maman tidak mengucapkan kalimat Tuhan kok mengucapkan Kalimat/Lafadz Alloh? Ya karena beliau mengatakan demikian sesuai konteks keimanan yang diajarkan dalam Islam, yaitu Tuhan Alloh SWT.

oleh erhaje88

Kalau yang menyampaikan kalimat diatas adalah seorang Non Muslim, tentu kalimat yang akan digunakan adalah kalimat Tuhan.
Wal-hasil apa yang beliau sampaikan dalam konteks kebangsaan yang beraneka ragam Budaya, Ras, Suku dan Agama, tentu yang beliau nyatakan tujuannya untuk menghormati pemeluk agama lainnya.
Semoga dapat dipahami.
Zain As-Syuja'i
Jakarta 17 Juni 2017.
Wassalam.....