Hati-Hati Dengan Tuduhan Munafik

Siapa tak kenal dengan sahabat Umar ibn Khottob..? Sahabat yang dijamin masuk surga, sahabat yang keislamannya menjadikan islam mulia, sahabat yang membuat syetan takut menemuinya, sahabat yang keadilannya tersohor di tiap sudut dunia. Meski demikian beliau masih khawatir dirinya termasuk orang munafik, karenanya begitu mengetahui kalau sahabat Hufzaifah ibnu Yaman mengetahui nama-nama kaum munafik dari Rosululloh, sahabat Umar langsung mencarinya dan menanyakan apakah dirinya termasuk munafik atau bukan. Ia tidak menanyakan nama-nama kaum munafik, tapi hanya memastikan nama dirinya apakah tergolong munafik atau tidak.
Sahabat Umar dengan segala kemuliaannya dan sahabat-sahabat lainnya tak sembarangan menuding orang munafik. Bahkan sahabat Hudzaifah ibnu Yaman yang dengan jelas mengetahui nama-nama kaum munafik pun selalu merahasiakannya dan tak menuding mereka sebagai munafik. Itulah kepribadian sahabat Nabi, jangankan menuding muslim lainnya kafir, menuding munafik saja mereka tak berani.

Dari sini kita jadi tahu siapakah umat islam sekarang yang benar-benar meneladani Nabi dan sahabatnya, apakah mereka yang sering teriak munafik, kafir hingga enggan menyolatinya atau mereka yang menahan diri dan menjaga diri dari mudahnya menuding munafik, kafir.
Jika sebutan munafik disematkan hanya karena bersikap baik dengan non muslim, lalu bagaimana dengan Nabi Muhamad yang setiap hari selalu menyuapi perempuan Yahudi.
Dan jika sebutan munafik hanya karena berlindung pada non muslim, lalu bagaimana dengan para sahabat yang berlindung dari siksaan penduduk Makkah dengan hijrah ke ethiopia yang dipimpin oleh raja yang nasrani.

Sungguh perkara munafik-kafir adalah suatu hal yang sangat riskan karenanya para sahabat sangat hati-hati dan tak berani sembarang menuding. Sungguh sikap yang diteladani ulama'-ulama' NU.