Sidebar Ads

banner image

Hoax dan Post Truth

"Jangan pernah lelah memberikan edukasi dan klarifikasi hoax-hoax yang beredar di linimasa"



Oleh: Aizza Ken Susanti


Saya pernah ditanyai apakah memberikan klarifikasi, atau mengcounter sebuah hoax, atau men-debunk hoax ada manfaatnya? Tentu saja ada, meski jumlah akun yang memviral berita klarifikasi tidak sebanyak yang memviral berita hoax.

Tapi tahukah anda bahwa sekalipun seseorang tahu sebuah berita itu hoax, tidak menutup kemungkinan ia tetap meyakininya sebagai kebenaran. Takperduli anda memberikan rincian debunk (pemaparan sistematis bahwa berita tertentu sebagai hoax) atau membelalakan mata mereka tentang fakta yang objektif -- mereka tak mau berpaling dari apa yang (ingin) mereka yakini.

Saya ingin memperkenalkan istilah yang populer tahun lalu: "post truth". Melansir dari Oxford dictionary, istilah ini mewakili situasi dimana keyakinan dan perasaan pribadi lebih berpengaruh dalam pembentukan opini publik. Sehingga orang atau masyarakat akan mengabaikan fakta-fakta objektif. Dalam pekembangan dunia modern-demokratis lebih lanjut akan mengakibatkan masyarakat berpegang pada prinsip bahwa fakta tidak lagi relevan dalam politik.
"Persetan dengan fakta bahwa si X itu rasis dan menjadi ancaman minoritas, saya akan memilih dia karena saya ingin memilih dia sebagai presiden, " ini salah satu contohnya, dan berangsur-angsur ada kemungkinan anda akan mendapati diri anda membenci sesuatu atau seseorang yang kontra dengan pilihan anda sebagai musuh.

Didukung oleh maraknya informasi hadir dalam genggaman, sosial media dan layanan pesan multiplatform adalah pendongkrak utama post truth.
Padahal kita tahu persis bahwa tidak semua informasi yang anda dapat dengan mudah dari handphone di genggaman tangan anda itu adalah sebuah kebenaran.
Upaya itu soal ikhtiar dan istiqomah, perkara hasil bukan kita yang mengendalikan. Jadi bagaimanapun mari jangan pernah lelah memberikan edukasi dan klarifikasi hoax-hoax yang beredar di linimasa. Dan mari perbanyak literasi dengan substansi konten positif tanpa menciderai semangat kebangsaan dan persaudaraan kita.
Hoax dan Post Truth Hoax dan Post Truth Reviewed by Erhaje88 Blog on June 01, 2017 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.