Akar Terorisme Dalam Sekte Wahabi (2)

Oleh: Ahmad Tsauri

Hanbalian atau pengikut Madzhab Hanbali dibanding madzhab lain lebih kaku karena komitmen mereka untuk mendasarkan pandangan keagamaannya berdasarkan teks belaka. Qiyas, analogi dll tidak berkembang dalam madzhab ini. Lebih sempit dibanding Malikiyah (pengikut madzhab Maliki) yang memasukan sunah ahli madinah (tradisi atau amaliah penduduk Madinah era Nabi dan sahabat) sebagai pijakan keagmaan.
Oleh sebab itu banyak ulama menganggap Hanbaliyah sebenarnya bukan madzhab melainkan sebuah kelompok yang mengikuti pengajaran Imam Ahmad bin Hanbal dalam bidang hadis.
Orientasi teks terutama era Ibn Taimiyah dan jauh setelahnya yaitu era Muhammad bin abdul Wahab dan mengabaikan banyak disiplin ilmu yang digunakan oleh ulama lainnya menyebabkan idtirab, goncanangan dan inkonsistensi dalam pemahaman kegamaan. Misalnya satu sisi mereka bersikukuh memurmikan tauhid dan menuduh kelompok lain musyrik tetapi mereka juga mempersonifikasi Allah dalam bentuk benda yang bertempat, seperti pernyataan mereka Allah bersemayam diatas Arasy. Pertanyaanya seberapa besar Arasy sehingga mampu "menampung yang Maha Besar"?

Kedua, sikap mereka yang mengabaikan segala sesuatu diluar teks dalam memahami agama juga membuat mereka ahistoris, anti, abai bahkan memberangus sejarah. Tentu saja disamping faktor tersebut juga karena metode mereka dalam mentauhidkan Allah. Bagi ulama kita tauhid itu adalah kerja hati, dan pikiran. Sehingga setelah mengucapkan dua kalimat syahadat tidak ada parameter untuk mengukur seseorang musyrik atau tidak.
Sedangkan alat ukur mereka untuk tauhid dan syirik adalah segala sesuatu yang berada diluar diri manusia. Saya kira cara berpikir ini sangat destruktif. Buktinya semua situs sejarah di negara-negara yang dihuni wahabi hancur lebur, Khususnya di Saudi Arabia.

Kisahnya bermula 8 Syawal. Setelah mereka menguasai Mekah dan Mandinah pada tahun 1344 H mereka atas nama menghindarkan umat manusia dari kemusyrikan mereka menghancurkan pekuburan Baqi dan semua peninggalan keluarga dan sahabat Nabi saw, radiyallahu anhum.
Kejahatan sejarah yang dilakukan oleh Wahabi yang berkomplot dalam baju kekuasaan Bani saud didukung oleh fatwa ulama mereka yang mengharamkan membangun kubah diatas kubur para sahabat dan keluarga nabi yang mulia.
Mereka menghancurkan kubah, nisan dan semua situs sejarah peninggalan Nabi para sahabt dan keluarganya. Bahkan pada 8 syawal ditahun yang sama mereka hendak menghancurkan makam Nabi saw. Kejahatan paling nista yang dilakukan oleh umat pada Nabinya itu terhenti setelah protes besar-besaran yang dilakukan oleh umat islam dari penjuru dunia. Termasuk delegasi dari NU pada waktu itu.
Koran "Umul qura" nonor 69 pada 17 syawal 1344 H dan sebelumnya 25 ramadhan 1344 mengeluarkan fatwa resmi ulama Madinah (Wahabi) yang mewajibkan menghancurkan pekuburan yang telah dibangun ribuan tahun.
Apakah ulama sebelum Wahabi yang tinggal dan hilir mudik selama belasan Abad ke Mekah-Madinah telah berdosa karena membiarkan kubah berdiri tegak diatas makam para sahabat? Apakah sekte yang baru muncul pada akhir abad 19 itu lebih alim dari ribuan ulama yang hidup beberapa generasi lamanya?
Kita tidak lagi bisa menjumpai secara pasti makam-makam para sahabat agung, istri dan keluarga Nabi para ulama generasi demi generasi yang dimakamkan di Mekah Madinah dan disekitarnya. Semua rata dengan tanah tanpa tanda tanpa nama.
Dimana bumi yang pertama kali tersentuh tubuh nabi yang agung saat lahir ke bumi, yang selama berabad abad terjaga dan terpelihara? Kemana tempat ibunda para keturunan Nabi siti Fatimah lahir dahulu kala? Dimana makam Sayidah Hawa ibu umat manusia dengan kubah megah yang terpelihara selama ribuan tahun? Dimana Masjid Hamzah di Madinah dan ribuan peninggalan Islam awal lainnya?

Jangan biarkan penjahat sejarah ini berkembang di Indonesia. Jika berkembang semua peninggalan masa lalu akan hancur. Kita dan anak cucu kelak akan kehilangan sejarah asal usul dan akar kehidupan yang menyambungkan kita dengan masa lalu.
Tanpa sejarah manusia tak ubahnya hewan atau tak ada bedanya dengan unta Nabi Saleh yang keluar dari batu. Manusia yang tidak mengenal masa lalunya tidak akan berjumpa dengan kegemilangan dimasa depan.