Sunan Bonang terlahir dengan nama asli Raden Makhdum Ibrahim atau Maulana Makhdum Ibrahim. Nama tersebut merupakan kata bahasa Hindi yang mempunyai makna cendekiawan Islam yang dihormati karena kedudukannya dalam Islam. Sunan Bonang mendapat sebutan Wadat Anyakra Wati, hal itu didapatkan beliau karena tidak menikah. Disebut sebagai Sunan Bonang, karena kata Bonang mempunyai sejarah yang sangat panjang.
Sunan Bonang mengganti nama-nama dalam istilah Hindu dengan nama-nama Islami, Sunan Bonang memanfaatkan alat musik tradisional yang bernama bonang untuk keperluan syiar Islam.
Dikutip Brilo.net dari buku Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual terbitan Kompas, kesenian rakyat bernama bonang dimainkan agar menarik simpati masyarakat. Saat itu sebagian besar masyarakat masih memeluk agama Hindu.
Sunan Bonang menembangkan lagu-lagu Jawa yang diiringan bonang tersebut. Bila dipukul menggunakan kayu lunak, bonang yang dimainkan Sunan Bonang akan menghasilkan suara merdu.
Apalagi yang memainkan adalah Sunan Bonang langsung, gema bonang terasa sangat menyentuh hati masyarakat yanga ada disekitar masjid. Sontak hal tersebut langsung mengundang rasa penasaran masyarakat dan ingin melihat secara langsung.
Berbondong-bondong masyarakat mendatangi masjid yang menjadi sumber suara. Saat itulah Sunan Bonang langsung memberikan syarat kepada setiap orang yang ingin melihat beliau memainkan alat music bonang. Syaratnya adalah mereka harus membasuh kaki dikolam yang berada di depan masjid. Lalu mengucapkan dua kalimah syahadat terlebih dahulu.
Sunan Bonang akan menerangkan makna tembang yang beliau mainkan kepada masyarakat. Lewat cara dakwah yang unik seperti itu, masyarakat lalu mengikuti ajaran Sunan Bonang dan memeluk Islam. Semakin hari jumlahnya semakin banyak. Karena cara dakwah seperti itulah, maka Makhdum Ibrahim hingga saat ini lebih dikenal dengan nama Sunan Bonang.
https://www.serumpi.com/121468/hiburan/cerita-maulana-makhdum-ibrahim-waliullah-yang-menyentuh-hati-masyarakat-lewat-gema-bonang-yuk-simak
Pasujudan sunan Bonang/Gambar: kompas.com
Dikutip Brilo.net dari buku Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual terbitan Kompas, kesenian rakyat bernama bonang dimainkan agar menarik simpati masyarakat. Saat itu sebagian besar masyarakat masih memeluk agama Hindu.
Sunan Bonang menembangkan lagu-lagu Jawa yang diiringan bonang tersebut. Bila dipukul menggunakan kayu lunak, bonang yang dimainkan Sunan Bonang akan menghasilkan suara merdu.
Apalagi yang memainkan adalah Sunan Bonang langsung, gema bonang terasa sangat menyentuh hati masyarakat yanga ada disekitar masjid. Sontak hal tersebut langsung mengundang rasa penasaran masyarakat dan ingin melihat secara langsung.
Berbondong-bondong masyarakat mendatangi masjid yang menjadi sumber suara. Saat itulah Sunan Bonang langsung memberikan syarat kepada setiap orang yang ingin melihat beliau memainkan alat music bonang. Syaratnya adalah mereka harus membasuh kaki dikolam yang berada di depan masjid. Lalu mengucapkan dua kalimah syahadat terlebih dahulu.
Sunan Bonang akan menerangkan makna tembang yang beliau mainkan kepada masyarakat. Lewat cara dakwah yang unik seperti itu, masyarakat lalu mengikuti ajaran Sunan Bonang dan memeluk Islam. Semakin hari jumlahnya semakin banyak. Karena cara dakwah seperti itulah, maka Makhdum Ibrahim hingga saat ini lebih dikenal dengan nama Sunan Bonang.
https://www.serumpi.com/121468/hiburan/cerita-maulana-makhdum-ibrahim-waliullah-yang-menyentuh-hati-masyarakat-lewat-gema-bonang-yuk-simak
Makhdum Ibrahim, Waliyullah Yang Sentuh Masyarakat Lewat Bonang
Reviewed by Erhaje88 Blog
on
June 07, 2018
Rating:
Reviewed by Erhaje88 Blog
on
June 07, 2018
Rating:
No comments:
Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE