Sidebar Ads

banner image

Cara Mudah Membuat Karya Tulis Untuk Mahasiswa

Menulis Itu Mudah

Membuat Paragraf
Salah satu kebiasaan buruk mahasiswa, atau bahkan banyak penulis, adalah mengutip satu paragraf dari satu sumber tanpa tanpa kutip atau tanpa memakai "block quote" lantas hanya menyertakan rujukannya di ujung paragraf. By definition, ini merupakan sebuah plagiarisme. Sebab rujukan tersebut hanya berlaku untuk kalimat terakhir yang mencantumkan rujukan tersebut.

(Gambar: pihak ketiga)

Cara terbaik untuk menghindari plagiarisme ini adalah:
1. Memakai kutipan, entah kutipan di dalam paragraf atau block quote, tergantung panjangnya.
2. Melakukan parafrase dengan secara eksplisit mencantumkan nama penulis yang dikutip. Jika ini ditempuh maka mencantumkan referensi di ujung paragraf (full-stop) masih bisa diterima.

Penulisan Kitab Suci
Mencantumkan kitab dari Alkitab (misalnya) selalu bermasalah bagi banyak mahasiswa teologi. Prinsipnya sederhana. Jika ayat tersebut dicantumkan di dalam kalimat, maka cantumkan nama kitab tanpa disingkat. Misalnya, "Di dalam Markus 1:1, kita menemukan ....". Namun, jika Anda ingin mencantumkan ayat di dalam tanda kurung, maka pakailah singkatan kitab sesuai dengan LAI, atau sesuai dengan petunjuk editor (jika itu jurnal). Misalnya, "Yesus menunjukkan prinsip ini di dalam Perumpamaan mengenai Orang Samaria yang Murah Hati (Luk. 10:25-37)." Ingat, jangan menaruh spasi kosong di antara tanda-tanda baca. Jadi, bukan Luk. 10 : 25 - 37 tapi Luk. 10:25-37. Bukan juga 1 Tes. tapi 1Tes.

Pemilihan Kata
Salah satu kunci menulis karya tulis akademis adalah pemilihan kata. Misalnya, pilihlah kata-kata kerja yang kuat (strong verbs). Alih-alih menulis, "Moltmann mengatakan ..." kita bisa menulis, "Moltmann menandaskan ..." Hindari pula sebanyak mungkin kalimat-kalimat pasif (passive voice). Selain itu, hindari kata-kata popular dalam karya tulis akademis, semisal: pastinya, kritikan, kayaknya, dan lain-lain. Apalagi, hati-hati dengan kata-kata yang maknanya keliru, seperti: nuansa, bergeming, dan lain-lain.

Satu lagi, hindari kata-kata kabur seperti, "Hal itu", "sesuatu", dan lain-lain. Pilih kata-kata yang jelas.

Mengkritik Ahli Seperti Main Catur
Karya tulis akademis hampir pasti mengutip pandangan ahli, entah untuk mendukung pandangannya sendiri atau untuk dikritik. Jika Anda mengkritik pandangan seorang ahli, lakukan seperti Anda sedang bermain catur. Maksudnya, jangan hanya sekadar mengutip lalu Anda tolak pandangannya. Selesai. Itu norak dan nyebelin.

Jika Anda mengkritik seseorang, bayangkan apa kira-kira respons dari ahli tersebut, lalu jawab kembali, seandainya ahli itu menjawab demikian. Jika mungkin lakukan dua atau tiga langkah ke depan. Dengan cara itu, Anda menunjukkan pemahaman Anda terhadap pandangan si ahli yang Anda ajak ngobrol dalam tulisan Anda.

Plagiarisme
Sepanjang saya mengajar di STFT Jakarta, sudah puluhan paper yang saya tangkap melakukan plagiarisme. Ini "kriminalitas akademis" yang serius. Dan, percayalah, saya mendapat "karunia rohani" untuk menangkap paper yang melakukan plagiarisme, mulai dari teknik yang paling konyol sampai teknik yang paling canggih. Yang lewat dan tak tertangkap biasanya beruntung karena saya sedang letih membaca.

Di STFT, mahasiswa yang tertangkap melakukan plagiarisme, namanya akan tercatat dalam "kitab kehidupan" yang disimpan di bagian akademis, sampai Kristus datang kembali.

Kesalahan Penukisan "Dimana"
Kali ini, kesalahan yang tingkat penyebalannya sudah sampai ke surga lapis ketujuh. Lebih dari separuh mahasiswa Indonesia selalu salah membedakan "di" sebagai awalan dan "di" sebagai kata depan. Maka muncullah kata-kata seperti dimana, disana, atau juga "di perhalus."

Kesalahan lain adalah pemakaian "di mana" sebagai penghubung dua klausa. Misalnya, "Joas mengunjungi Madiun, di mana ia lahir." Harap diketahui bahwa di dalam Bahasa Indonesia kata "di mana" sebagai penyambung dua klausa (seperti kata in which, who, where, dan sebagainya) tidak dikenal.

Maka, untuk contoh kalimat di atas, seharusnya ditulis seperti ini, " Joas mengunjungi Madiun, yang merupakan kota kelahirannya."

Ompong
Jika Anda menulis sebuah paper akademis, jangan sekali-kali membuatnya rata kanan. Sebab, kebiasaan ini akan membuat paper Anda ompong di sana-sini. Pembaca akan mudah letih dalam membaca paper ompong semacam ini. Lagipula, MS Word dan program sejenis adalah "word processor" dan bukan software "publishing" (seperti In Design) yang memang tidak dimaksudkan untuk mengolah ruang-ruang ompong ini.

Paper yang rata kanan memang rapih, kalau dilihat dari monas, namun sebenarnya justru berantakan ketika dibaca di depan mata. Ini berlaku untuk paper apa pun: makalah akhir semester, skripsi, tesis, disertasi, makalah seminar, dan sebagainya.

Tipografi Alias Font
Memilih font untuk paper adalah pekerjaan serius. Prinsipnya sederhana. Pakailah font Serif dan bukan Sans Serif. Font Serif itu misalnya Cambria, Times New Roman, dan sebagainya. Jangan pernah memakai font Sans Serif seperti Arial atau Calibri.

Selain itu, pakailah satu font saja sepanjang paper. Jangan berlagak artistik dengan memakai font kaligrafi untuk judul, yaitu font yang mlungker-mlungker.

Kesalahan umum: Font yang dipakai untuk nomor halaman biasanya by default adalah Sans Serif. Anda harus mengubahnya agar konsisten dengan font teks paper dengan ukuran yang sama.

Jika Anda menulis makalah seminar yang popular dan non-akademis, masih bolehlah memakai font sans serif untuk heading, tapi untuk teks utama, tetap pakailah font serif secara konsisten.

Saya sudahi menulis "Menulis Itu Mudah." Karena saya menulis ini senyampang memeriksa paper-paper mahasiswa. Ada banyak sekali yang bisa saya bagikan. Namun, cukuplah. Kelak, ketika sudah agak longgar, saya akan bikin seri "membuat presentasi yang tidak powerless dan pointless."

Oleh: Joas Adiprasetya
Cara Mudah Membuat Karya Tulis Untuk Mahasiswa Cara Mudah Membuat Karya Tulis Untuk Mahasiswa Reviewed by Erhaje88 Blog on December 31, 2018 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.