Sidebar Ads

banner image

Jawaban Untuk Felix Siauw Yang Tidak Setuju 'Agama Itu Sama' dan Mengatakan Pluralisme Adalah Syirik

Ini jawaban Pertanyaan Felix Siauw yang menolak statemen "Semua agama sama"


Kesetaraan Agama-agama
Bagi Muslim, Islam adalah agama yang paling benar. Bagi umat Kristiani, Hindu, Budha dan lain sebagainya boleh jadi mendaku agamanya-lah yang paling benar. Keyakinan tersebut tidak bermasalah, sepanjang di saat yang sama tidak menyalahkan (mendiskreditkan) agama yang lain.
Perlu dipahami Allah itu satu (Esa), selain Allah adalah makhluk (segala sesuatu yang diciptakan. Nah makhluk ini realitasnya beragam dan heterogen, tidak homogen. Maka realitas heterogenitas ini adalah sunnatullah yang tak dapat dibantah apalagi dirusak-rusak. Namun begitu, sesuai dengan semboyan bangsa kita, Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu juga.
Dalam konteks sosial-kebangsaan dan NKRI, kita mesti menyadari bahwa semua agama-agama punya kedudukan setara. Tidak ada agama yang paling unggul di atas, sementara agama yang lain di bawah. Sebab agama punya sedikitnya dua dimensi: ritual (iman) dan sosial (amal saleh). Masing-masing agama, baik Islam, Kristen, Hindu, Budha dan lain sebagainya punya konsep keimanan masing-masing dan persoalan ini (keimanan) setiap agama punya konsep yang berbeda-beda. Dan kita tidak boleh saling memperdebatkan, berbantah-bantahan dan apalagi menjelek-jelekkan konsep keimanan masing-masing agama.
Itu artinya bahwa soal keimanan, murni menjadi urusan umat agamanya masing-masing dan tidak boleh menjadi konsumsi sosial, apalagi sampai diperolok-olok. Keimanan urusan hati, antara kita, umat agama dengan Allah saja. Dan karena itulah semua agama itu sama, maksudnya sama dalam konteks sosial-kebijaks
anaan. Bahwa semua agama menuntun umat agamanya ke jalan kebaikan.

Orang kemudian sering kalap dan emosional dengan konsep pluralisme agama. Pluralisme agama dicap sebagai gerakan dan pemikiran yang akan mencampur-adukkan agama-agama. Dengan kata lain, pluralisme bukanlah relativisme. Pluralisme ingin menggerakkan setiap umat beragama (termasuk yang tidak beragama) untuk menyemai anugerah keberagaman Allah untuk modal koeksistensi. Pluralisme agama tidak berada dalam wilayah tauhid atau keimanan. Ia murni bergerak dalam ranah sosial.
Akhirnya, seharusnya kehadiran agama-agama membawa kedamaian dan rasa aman. Bukan ancaman dan keresahan. Sudah saatnya kita beragama dengan dewasa, bukan dengan sejumlah ketakutan dan perasangka buruk yang tidak berdasar. Dan perlu ditekankan bahwa semua umat agama punya hak untuk berdakwah. Semua agama boleh mengajak siapapun untuk masuk dalam kebaikan agamanya dengan catatan tidak dengan paksaaan.

Bedakan antara 'pemurtadan' dan 'misionaris.' Misionaris adalah hak dakwah umat agama Kristen dan siapapun tidak boleh menghalangi dan melarangnya. Misionaris tanpa paksaaan, sementara pemurtadan memiliki konotasi negatif sebagai upaya mempengaruhi orang untuk memeluk agama tertentu disertai ancaman dan paksaan.
Terakhir tentang surga, neraka dan akhirat, itu murni hak prerogatif Allah bukan urusan manusia. Tidak ada satu pun manusia yang bisa menentukan nasibnya nanti di akhirat apakah akan masuk surga atau neraka. Lagi pula Allah tidak melihat masuknya seseorang ke dalam surga atau neraka hanya karena formalitas agamanya melainkan karena kualitas ketakwaannya. Termasuk non-Muslim (umat di luar agama Islam) itu umat beragama bukan kelompok kafir.
Wallaahu a'lam.
Mamang M Haerudin (Aa)
Calon Bupati Cirebon
Pesantren Bersama Al-Insaaniyyah, 20 Juni 2017.
Jawaban Untuk Felix Siauw Yang Tidak Setuju 'Agama Itu Sama' dan Mengatakan Pluralisme Adalah Syirik Jawaban Untuk Felix Siauw Yang Tidak Setuju 'Agama Itu Sama' dan Mengatakan Pluralisme Adalah Syirik Reviewed by Erhaje88 Blog on June 21, 2017 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.