Oleh: Robert Azmi
Sayyidina Anas bin Malik berkisah: Suatu ketika Baginda Nabi Shallallahu Alayhi Wasallam bertemu dengan orang A’rabi, orang pedesaan yg sedang berdoa dalam Shalatnya:
ﻳﺎ ﻣﻦ ﻻ ﺗﺮﺍﻩ ﺍﻟﻌﻴﻮﻥ ﻭﻻ ﺗﺨﺎﻟﻄﻪ ﺍﻟﻈﻨﻮﻥ، ﻭﻻ ﻳﺼﻔﻪ ﺍﻟﻮﺍﺻﻔﻮﻥ، ﻭﻻ ﺗﻐﻴﺮﻩ ﺍﻟﺤﻮﺍﺩﺙ، ﻭﻻ ﻳﺨﺸﻰ ﺍﻟﺪﻭﺍﺋﺮ، ﻳﻌﻠﻢ ﻣﺜﺎﻗﻴﻞ ﺍﻟﺠﺒﺎﻝ، ﻭﻣﻜﺎﻳﻴﻞ ﺍﻟﺒﺤﺎﺭ، ﻭﻋﺪﺩ ﻗﻄﺮ ﺍﻷﻣﻄﺎﺭ، ﻭﻋﺪﺩ ﻭﺭﻕ ﺍﻷﺷﺠﺎﺭ، ﻭﻋﺪﺩ ﻣﺎ ﺃﻇﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻭﺃﺷﺮﻕ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ، ﻭﻻ ﺗﻮﺍﺭﻯ ﻣﻨﻪ ﺳﻤﺎﺀ ﺳﻤﺎﺀ، ﻭﻻ ﺃﺭﺽ ﺃﺭﺿﺎ، ﻭﻻ ﺑﺤﺮ ﺇﻻ ﻳﻌﻠﻢ ﻣﺎ ﻓﻲ ﻗﻌﺮﻩ، ﻭﻻ ﺟﺒﻞ ﺇﻻ ﻳﻌﻠﻢ ﻣﺎ ﻓﻲ ﻭﻋﺮﻩ، ﺍﺟﻌﻞ ﺧﻴﺮ ﻋﻤﺮﻱ ﺁﺧﺮﻩ، ﻭﺧﻴﺮ ﻋﻤﻠﻲ ﺧﻮﺍﺗﻤﻪ، ﻭﺧﻴﺮ ﺃﻳﺎﻣﻲ ﻳﻮﻣﺎ ﺃﻟﻘﺎﻙ ﻓﻴﻪ .
“Wahai Dzat yg tidak terlihat mata, tidak tercampur/terbersit dalam prasangka, tidak tersifati para orang yg mensifati, yg setiap hal baru tidak mampu merubahnya, tidak takut akan berputaran/rotasi/perubahan. Yg mengetahui beratnya gunung, timbangan berat samudra, yg mengetahui jumlah tetesan hujan, jumlah daun pepohonan, jumlah hal yg bisa menggelapkan malam dan menyinari siang, yg langit tidak bisa menyembunyikan langit lain dari-Nya, Bumi tidak bisa menyembunyikan Bumi lain dari-Nya. Dan tidak Samudra kecuali Dia mengetahui apa yg ada di dasarnya, Dan tidak pula gunung kecuali Dia mengetahui apa yg ada di bagian kasarnya/terdalamnya. Jadikanlah kebaikan umurku sebagai akhirnya, kebaikan amalku sebagai pamungkasnya dan hari terbaikku adalah hari dimana aku bertemu denganMU”.
Lalu Baginda Nabi mengutus salah satu sahabatnya, dan berpesan, “Kalau orang itu sudah selesai sholatnya, suruh datang kepadaku ya,,”. Sahabat itu meng-iyakan Beliau. Waktu itu baginda Nabi baru saja dihadiahi emas dari salah satu simpanan Bumi/Tambang.
Setelah orang desa itu sampai di hadapan Nabi, Beliau langsung menghadiahinya emas. Lalu menanyainya:
“Sampeyan dari mana Hai A’rabi,,”.
“Dari Bani Amir bin Sha’shaah duhai Rasul,,,”.
“Tahukah kamu, kenapa aku menghadiahimu emas??”
“Karena kasih sayang antara kita, duhai Rasululallah??”.
“Kalau itu pasti. Tapi, aku menghadiahimu emas, sebab indahnya pujianmu pada Allah Azza Wa Jalla”.
Ada kisah lagi dari Imam Ahmad bin Muhammad Al ‘Atthar, dari Ayahnya:
Dulu, aku punya tetangga yang pernah tertawan tentara Romawi selama dua puluh tahun. Dan sudah putus asa apakah bisa berjumpa dengan keluarganya lagi atau tidak. Suatu saat Ia berkisah:
“Pada suatu malam, aku menangis sesunggukan, sebab memikirkan orang-orang yang kutinggalkan, terlebi anak-anakku. Tiba tiba ada burung yang hinggap diatas pagar penjara, dan berdoa dengan doa ini (Yakni, doa yg diriwayatkan oleh Sahabat Anas diatas, dengan penambahan yg panjaaaang sekali. Kalau dalam Istilah santri, dinamakan dengan Hizib Thoir/Doa Balatentara Burung hehe. Karena panjang, nggak usah saya copas disini wkwk).
Aku mempelajari dan menghapal doa dari burung itu. Kemudian selama tiga hari tiga malam membacanya terus menerus. Sampai disaat ketika aku tertidur. Waktu terbangun, tiba-tiba aku sudah berada di Negaraku, diatas loteng rumahku persisnya. Langsung aku menghambur kebawah menemui keluargaku yang girang bukan main bertemu denganku setelah berpisah sekian lama.
Beberapa waktu kemudian aku pergi haji. Ketika thawaf dan berdoa dengan Doa burung itu, tiba-tiba ada orang sepuh yang memukul (Nybalek: jawa) tanganku dan bertanya:
‘Dari mana sampeyan dapat doa ini?. Sebab doa ini hanya dibuat doa oleh burung burung yang berterbangan di tanah Romawi’.
Lalu aku mengisahkannya dan apa yang terjadi padaku setelahnya. Dan orang sepuh itu manggut-manggut seraya berkata:
‘Sampeyan bener,,,’.
Kemudian aku bertanya padanya, siapa namanya. Beliau menjawab, “Aku Khidlir,,,”
Jadi, Selain memang dari dulu, banyak para sahabat yang berkreasi dengan do’a-doa Beliau. Doa-doa yag di ajarkan Mbah Yai-Mbah Yai ampuh tempo dulu, sangat banyak yang di ambil/Iqtibas dari Qur’an-Hadist, tapi dengan penyesuaian bahasa dan kebutuhan mestinya.
Hingga ndak usah merasa aneh, kalau para santri tempo dulu, banyak yang meracik doa buatannya sendiri. Seperti saya contohnya, yg dari duluuu sudah merangkai Doa super rahasia untuk saya sendiri, berupa: Allahumma Zawwijni bimRa-atin Shaalihatin Jaamilatin Fii Kulli Syai-in.
"Duh Gusti, nikahkanlah aku dengan perempuan shaalihah yg cantik segalanya (Wajah juga cantik, hati juga cantik, nasab juga cantik, harta juga cantik, agamapun juga cantik, pokoknya cantik semua. And It’s work)"
Bagaimana denganmu Mblo!?
(facebook/robert.azmi.18)
Sayyidina Anas bin Malik berkisah: Suatu ketika Baginda Nabi Shallallahu Alayhi Wasallam bertemu dengan orang A’rabi, orang pedesaan yg sedang berdoa dalam Shalatnya:
ﻳﺎ ﻣﻦ ﻻ ﺗﺮﺍﻩ ﺍﻟﻌﻴﻮﻥ ﻭﻻ ﺗﺨﺎﻟﻄﻪ ﺍﻟﻈﻨﻮﻥ، ﻭﻻ ﻳﺼﻔﻪ ﺍﻟﻮﺍﺻﻔﻮﻥ، ﻭﻻ ﺗﻐﻴﺮﻩ ﺍﻟﺤﻮﺍﺩﺙ، ﻭﻻ ﻳﺨﺸﻰ ﺍﻟﺪﻭﺍﺋﺮ، ﻳﻌﻠﻢ ﻣﺜﺎﻗﻴﻞ ﺍﻟﺠﺒﺎﻝ، ﻭﻣﻜﺎﻳﻴﻞ ﺍﻟﺒﺤﺎﺭ، ﻭﻋﺪﺩ ﻗﻄﺮ ﺍﻷﻣﻄﺎﺭ، ﻭﻋﺪﺩ ﻭﺭﻕ ﺍﻷﺷﺠﺎﺭ، ﻭﻋﺪﺩ ﻣﺎ ﺃﻇﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻭﺃﺷﺮﻕ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ، ﻭﻻ ﺗﻮﺍﺭﻯ ﻣﻨﻪ ﺳﻤﺎﺀ ﺳﻤﺎﺀ، ﻭﻻ ﺃﺭﺽ ﺃﺭﺿﺎ، ﻭﻻ ﺑﺤﺮ ﺇﻻ ﻳﻌﻠﻢ ﻣﺎ ﻓﻲ ﻗﻌﺮﻩ، ﻭﻻ ﺟﺒﻞ ﺇﻻ ﻳﻌﻠﻢ ﻣﺎ ﻓﻲ ﻭﻋﺮﻩ، ﺍﺟﻌﻞ ﺧﻴﺮ ﻋﻤﺮﻱ ﺁﺧﺮﻩ، ﻭﺧﻴﺮ ﻋﻤﻠﻲ ﺧﻮﺍﺗﻤﻪ، ﻭﺧﻴﺮ ﺃﻳﺎﻣﻲ ﻳﻮﻣﺎ ﺃﻟﻘﺎﻙ ﻓﻴﻪ .
“Wahai Dzat yg tidak terlihat mata, tidak tercampur/terbersit dalam prasangka, tidak tersifati para orang yg mensifati, yg setiap hal baru tidak mampu merubahnya, tidak takut akan berputaran/rotasi/perubahan. Yg mengetahui beratnya gunung, timbangan berat samudra, yg mengetahui jumlah tetesan hujan, jumlah daun pepohonan, jumlah hal yg bisa menggelapkan malam dan menyinari siang, yg langit tidak bisa menyembunyikan langit lain dari-Nya, Bumi tidak bisa menyembunyikan Bumi lain dari-Nya. Dan tidak Samudra kecuali Dia mengetahui apa yg ada di dasarnya, Dan tidak pula gunung kecuali Dia mengetahui apa yg ada di bagian kasarnya/terdalamnya. Jadikanlah kebaikan umurku sebagai akhirnya, kebaikan amalku sebagai pamungkasnya dan hari terbaikku adalah hari dimana aku bertemu denganMU”.
Lalu Baginda Nabi mengutus salah satu sahabatnya, dan berpesan, “Kalau orang itu sudah selesai sholatnya, suruh datang kepadaku ya,,”. Sahabat itu meng-iyakan Beliau. Waktu itu baginda Nabi baru saja dihadiahi emas dari salah satu simpanan Bumi/Tambang.
Setelah orang desa itu sampai di hadapan Nabi, Beliau langsung menghadiahinya emas. Lalu menanyainya:
“Sampeyan dari mana Hai A’rabi,,”.
“Dari Bani Amir bin Sha’shaah duhai Rasul,,,”.
“Tahukah kamu, kenapa aku menghadiahimu emas??”
“Karena kasih sayang antara kita, duhai Rasululallah??”.
“Kalau itu pasti. Tapi, aku menghadiahimu emas, sebab indahnya pujianmu pada Allah Azza Wa Jalla”.
Ada kisah lagi dari Imam Ahmad bin Muhammad Al ‘Atthar, dari Ayahnya:
Dulu, aku punya tetangga yang pernah tertawan tentara Romawi selama dua puluh tahun. Dan sudah putus asa apakah bisa berjumpa dengan keluarganya lagi atau tidak. Suatu saat Ia berkisah:
“Pada suatu malam, aku menangis sesunggukan, sebab memikirkan orang-orang yang kutinggalkan, terlebi anak-anakku. Tiba tiba ada burung yang hinggap diatas pagar penjara, dan berdoa dengan doa ini (Yakni, doa yg diriwayatkan oleh Sahabat Anas diatas, dengan penambahan yg panjaaaang sekali. Kalau dalam Istilah santri, dinamakan dengan Hizib Thoir/Doa Balatentara Burung hehe. Karena panjang, nggak usah saya copas disini wkwk).
Aku mempelajari dan menghapal doa dari burung itu. Kemudian selama tiga hari tiga malam membacanya terus menerus. Sampai disaat ketika aku tertidur. Waktu terbangun, tiba-tiba aku sudah berada di Negaraku, diatas loteng rumahku persisnya. Langsung aku menghambur kebawah menemui keluargaku yang girang bukan main bertemu denganku setelah berpisah sekian lama.
Beberapa waktu kemudian aku pergi haji. Ketika thawaf dan berdoa dengan Doa burung itu, tiba-tiba ada orang sepuh yang memukul (Nybalek: jawa) tanganku dan bertanya:
‘Dari mana sampeyan dapat doa ini?. Sebab doa ini hanya dibuat doa oleh burung burung yang berterbangan di tanah Romawi’.
Lalu aku mengisahkannya dan apa yang terjadi padaku setelahnya. Dan orang sepuh itu manggut-manggut seraya berkata:
‘Sampeyan bener,,,’.
Kemudian aku bertanya padanya, siapa namanya. Beliau menjawab, “Aku Khidlir,,,”
Jadi, Selain memang dari dulu, banyak para sahabat yang berkreasi dengan do’a-doa Beliau. Doa-doa yag di ajarkan Mbah Yai-Mbah Yai ampuh tempo dulu, sangat banyak yang di ambil/Iqtibas dari Qur’an-Hadist, tapi dengan penyesuaian bahasa dan kebutuhan mestinya.
Hingga ndak usah merasa aneh, kalau para santri tempo dulu, banyak yang meracik doa buatannya sendiri. Seperti saya contohnya, yg dari duluuu sudah merangkai Doa super rahasia untuk saya sendiri, berupa: Allahumma Zawwijni bimRa-atin Shaalihatin Jaamilatin Fii Kulli Syai-in.
"Duh Gusti, nikahkanlah aku dengan perempuan shaalihah yg cantik segalanya (Wajah juga cantik, hati juga cantik, nasab juga cantik, harta juga cantik, agamapun juga cantik, pokoknya cantik semua. And It’s work)"
Bagaimana denganmu Mblo!?
(facebook/robert.azmi.18)
Berkreasi Kata-Kata Dalam Do'a
Reviewed by Erhaje88 Blog
on
September 19, 2017
Rating:
No comments:
Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE