Sidebar Ads

banner image

Pemikiran Islam (12), Sejarah Lahirnya Faham Qadariah dan Jabbariyah (II)

Oleh: Muhammad Machasin*

Baca artikel sebelumnya <<<

Salah seorang pengikut sekaligus murid Ma’bad adalah Ghailān al-Dimasqī (w. 106 H/724 M), seorang maula ‘Utsman bin ‘Affan dari keturunan Koptik (Mesir). Lahir dan meninggal di Damaskus. Dari sumber-sumber Sunni disebutkan bahwa ia dibunuh oleh Khalifah Hisyām bin ‘Abdulmalik (724-743 M) karena pendapatnya tentang kebebasan dan kemampuan manusia sehubungan dengan perbuatannya (Qadariah). Sebenarnya, menurut ia sudah bertobat dari pendapatnya itu setelah kalah berdebat dengan Khalifah sebelumnya, ‘Umar bib ‘Abd al-‘Aziz (717-720 M).


Akan tetapi dari sumber Mu’tazilah diberitakan bahwa ia adalah pejabat bagian penjualan barang milik Dinasti dan pengembalian harta yang diperoleh penguasa secara tidak sah ( ﺑﻴﻊ ﺍﻟﺨﺰﺍﺋﻦ ﻭﺭﺩ ﺍﻟﻤﻈﺎﻟﻢ ). Dalam melaksanakan tugasnya itu ia melakukan banyak tindakan yang bertentangan dengan penguasa Bani Umayyah. Hisyam bin ‘Abdulmalik sangat tersinggung dengan perbuatannya itu dan mengatakan ﺃﺭﻯ ﻫﺬﺍ ﻳﻌﻴﺒﻨﻲ ﻭﻳﻌﻴﺐ ﺁﺑﺎﺋﻲ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻟﻮ ﻇﻔﺮﺕ ﺑﻪ ﻷﻗﻄﻌﻦ ﻳﺪﻳﻪ ﻭﺭﺟﻠﻴﻪ "Kulihat orang ini melecehkanku dan melecehkan nenek moyangku. Demi Allah, kalau aku berkuasa, pasti kupotong kedua tangan dan kedua kakinya.”


Lalu, ketika Hisyam naik tahta, Ghailān lari ke Armenia, tetapi kaki tangan Hisyam berhasil menangkapnya bersama kawannya yang bernama Ṣāliḥ. Kemudian mereka berdua dipenjara di Damaskus. Tidak lama kemudian Hisyam minta kedua dikeluarkan, lalu dipotong kedua tangan dan kedua kaki mereka. Setelah itu Hisyam berkata:

“ ﻛﻴﻒ ﻣﺎ ﺻﻨﻊ ﺭﺑﻚ ﺑﻚ ”
(Bagaimana Tuhanmu berbuat denganmu?). [Sebaiknya diterjemahkan dengan: Bagaimana ketentuan Allah terhadapmu? Bukankah kau tidak berkuasa apa pun atas ketentuan itu?].

Ṣāliḥ pun meninggal, tapi Ghailan masih hidup dan masih mampu menceramahi orang-orang yang lewat agar meninggalkan perbuatan buruk yang mereka lakukan. Ketika makin banyak orang yang mendengarnya, anak buah Hisyam pun memecahkan rahangnya dan memotong lidahnya sehingga ia meninggal.

Bagaimana menarik kesimpulan dari dua kisah yang berbeda ini? Mungkin benar bahwa dia dibunuh karena pendapatnya tentang qadar, namun harus diingat bahwa Bani Umayyah bukan penguasa yang begitu peduli kepada terlaksananya ajaran agama, apalagi kemurnian akidah. Para penguasa Bani Umayyah lebih banyak memperhatikan pelestarian kekuasaan mereka dan sangat curiga terhadap setiap gerakan yang akan mengganggu kewibawaan mereka. Perkecualian hanya terjadi pada Khalifah ‘Umar bin ‘Abd al-‘Aziz yang berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjalankan pemerintahan sesuai dengan tuntunan agama.

Permintaan Ghailan kepada beliau untuk memegang jabatan yang fungsi pokoknya adalah membersihkan keuangan negara dari pemasukan yang tidak sah setelah dia menulis surat kepada beliau yang berisi nasehat untuk menjalankan pemerintahan dengan sebaik-baiknya. Dikatakannya, antara lain,
ﻭﺭﺑﻤﺎ ﻧﺠﺖ ﺍﻷﻣﺔ ﺑﺎﻹﻣﺎﻡ ﻓﺎﻧﻈﺮ ﺃﻱ ﺍﻹﻣﺎﻣﻴﻦ ﺃﻧﺖ ﻓﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﻘﻮﻝ ‏« ﻭﺟﻌﻠﻨﺎﻫﻢ ﺃﺋﻤﺔ ﻳﺪﻋﻮﻥ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨﺎﺭ ‏» . ﻭﻟﻦ ﺗﺠﺪ ﻳﺎ ﻋﻤﺮ ﺩﺍﻋﻴﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻻ ﻳﺘﺒﻌﻪ ﺃﺣﺪ، ﻭﻟﻜﻦ ﺍﻟﺪﻋﺎﺓ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨﺎﺭ . ﻫﻢ ﺍﻟﺪﻋﺎﺓ ﺇﻟﻰ ﻣﻌﺎﺻﻲ ﺍﻟﻠﻪ . ﻓﻬﺬﺍ ﻣﺜﻞ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺧﻠﻮﺍ ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻜﻢ، ﻭﻣﻮﻋﻈﺔ ﻟﻠﻤﺘﻘﻴﻦ .
Bisa jadi, umat selamat karena pemimpin. Karena itu, lihatlah anda termasuk pemimpin yang mana dari kedua jenis pemimpin [yang mengajak kepada keselamatan dan yang mengajak ke nearaka]. Allah berfirman, “dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang mengajak kepada neraka”. Wahai ‘Umar, anda tidak akan menemukan seorang pengajak ke neraka yang tidak diikuti oleh seorang, melainkan para pengajak ke neraka. Mereka adalah para pengajak kepada kedurhakaan kepada Allah. Ini adalah perumpamaan mereka yang telah lewat sebelum kalian, dan nasehat bagi orang-orang yang bertakwa.

(Bersambung ke artikel >>> Awal Munculnya Faham Mu'tazilah)

*Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga-Yogyakarta
Pemikiran Islam (12), Sejarah Lahirnya Faham Qadariah dan Jabbariyah (II) Pemikiran Islam (12), Sejarah Lahirnya Faham Qadariah dan Jabbariyah (II) Reviewed by Erhaje88 Blog on December 27, 2017 Rating: 5

No comments:

Erhaje88 tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Stay Connected

Powered by Blogger.